China Hanya Punya Satu Zona Waktu, Loh Kok Bisa? Ini Penjelasannya

28 Februari 2024, 06:05 WIB
Ilustrasi jam di china yang hanya menggunakan satu zona waktu. /Freepik/reshetnikov_art/

KABAR BANTEN - Dengan wilayahnya yang sangat luas, China memilih untuk menjalani kehidupan sehari-hari dengan hanya satu zona waktu resmi.

Ini menjadi fakta unik dan menarik yang membuat kita bertanya-tanya, kenapa China memilih kesederhanaan satu zona waktu dibandingkan dengan sistem zona waktu yang lebih kompleks?

Dikutip Kabar Banten dalam unggahan instagram cettamandarin, berikut adalah penjelasan kenapa China hanya memiliki satu zona waktu.

Baca Juga: Gara-gara Pemerintah Tambah Fakultas Kedokteran, Ribuan Dokter dan Residen di Korea Selatan Mogok Kerja

Pada awalnya, setelah Dinasti Qing runtuh pada tahun 1912, pemerintah China memiliki sistem lima zona waktu yang berbeda, mencakup Zona Waktu Zhongyuan, Longshu, Tibet, Kunglun, dan Changbai.

Namun, pada tahun 1949, China memutuskan untuk mengadopsi satu zona waktu dengan menggunakan standar waktu di Beijing.

Penetapan satu zona waktu membawa tantangan unik dalam kehidupan sehari-hari masyarakat China.

Di beberapa wilayah, seperti Urumqi, langit masih gelap pada pukul 07.00 pagi, menciptakan situasi di mana masyarakat setempat harus menyesuaikan kegiatan sehari-hari mereka dengan zona waktu yang berlaku.

Jam makan siang yang diambil pada pukul 14.00-16.00 sore hari adalah contoh bagaimana kebijakan ini mempengaruhi rutinitas harian.

Penyatuan satu zona waktu di China memiliki alasan yang kuat. Hal ini memungkinkan jam kerja bersamaan untuk seluruh negara, menciptakan efisiensi dan pemusatan yang dianggap penting.

Pemerintah China juga ingin memastikan bahwa berita dapat disiarkan secara bersamaan tanpa terkendala oleh perbedaan zona waktu.

Masyarakat China, terutama di wilayah barat dan timur yang terpengaruh oleh perbedaan waktu matahari, telah menyesuaikan diri dengan kebijakan satu zona waktu.

Adaptasi ini melibatkan penyesuaian jadwal harian dari waktu resmi ke waktu yang lebih dekat dengan matahari lokal.

Beberapa wilayah, seperti Kawasan Uighur, bahkan memilih untuk menggunakan zona waktu tidak resmi.

Taiwan dan Hongkong, meskipun secara teknis tidak wajib mengikuti zona waktu resmi, juga mengadaptasi diri pada zona waktu Beijing.

Baca Juga: Pemuda Asal Banten Bertemu Menparekraf di Melbourne Australia, Bahas Pariwisata Pandeglang

Dengan penekanan pada kesederhanaan, penyatuan jam kerja, dan pemusatan informasi, China tetap setia pada kebijakan satu zona waktu.

Meskipun beberapa tantangan dihadapi oleh masyarakat lokal, adaptasi dan penyesuaian terjadi untuk menjalani kehidupan sehari-hari di bawah satu zona waktu nasional.***

Editor: Rifki Suharyadi

Sumber: Instagram/@cettamandarin

Tags

Terkini

Terpopuler