Warga Turki Minta Erdogan Tutup Pabrik Otomotif Asal Prancis

2 November 2020, 21:21 WIB
Ilustrasi Boikot Produk Prancis, berikut daftar produk prancis yang beredar luas di Indonesia. /

KABAR BANTEN – Aksi boikot produk Prancis melanda sejumlah negara di belahan dunua, terutama negara-negera penduduk mayoritas muslim. Di Turki, warga negara Euronesia itu meminta Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menutup pabrik otomotif asal Prancias yakni Renault  yang ada di Turki.

Permintaan penutupan pabrik otomotif asal Prancis tersebut sebagai imbas pernyataan kontrovesrial Presiden Prancis Emmanuel Macron mengenai kartun Nabi Muuhammad SAW yang melukai hati dan mengundang kemarahan umat muslim di dunia.

Sebagaimana dikutip dari hurriyetdailynews, Renault diketahui sebagai salah satu  produk mobil yang cukup laris di Turki.

Baca Juga : Kecam Macron, Ribuan Umat Islam di Banten Turun ke Jalan 4 November

Hingga 2019 lalu, pabrik Renault di kota Busa tersebut sudah memproduksi 152.599 units Renault Clio 4, 29.342 units Clio 4 Estate, 122.451 Renault Clio 5, dan 37.749 units Renault Megane Sedan (Fluence).

Renault memiliki pabrik di Kota Bursa Turki dengan kapasitas produksi per tahun mencapai nyari 400 ribu mobil dengan lebih dari 900 ribu mesin.

Per Desember 2019 kemarin, pabrik di Kota Bursa tersebut telah mempekerjakan lebih dari 6 ribu orang.

Baca Juga : MUI Kota Serang Beda Pendapat Soal Seruan Boikot Produk Prancis

Sebagaimana diberitakan Pikiran-Rakyat.com sebelumnya dalam artikel  dengan judul “Imbas Boikot Produk Prancis, Erdogan Ditantang Tutup Pabrik Renault yang Pekerjakan Enam Ribu Orang”, pihak yang meminta Erdogan untuk melakukan hal tersebut ialah Pemimpin Partai Rakyat Republik (CHP) Kemal Kılıçdaroğl.

Pada 27 Oktober 2020 lalu, Kemal menjelaskan bahwa warga Turki bahkan tidak bisa membeli produk Prancis karena daya beli mereka yang menurun, alih-alih memboikot merek-merek ini.

Baca Juga : Macron Dikecam dan Dikutuk di Kedubes Prancis, 10 Penyusup Diamankan

Kemal meminta Erdogan untuk menutup pabrik Renault Prancis yang ada di Turki secepatnya.

"Itu kalau dia bisa. Anda mengucapkan kata-kata ini (boikot produk Prancis, red) tetapi tidak mendukung adanya penutupan," jelas Kemal. (Alza Ahdira/Pikiran-rakyat.com)***

 

Editor: Maksuni Husen

Sumber: Pikiran Rakyat Hurriyet Daily News

Tags

Terkini

Terpopuler