KABAR BANTEN - Dalam sejarah perang, ada 3 pertempuran paling penting yang terjadi dan menentukan jalannya dunia.
Jika 3 pertempuran paling penting dalam sejarah tidak terjadi maka tidak ada kemenangan bagi Athena atas pasukan Persia dalam Pertempuran Marathon, dan budaya Yunani tidak ada lagi.
Disamping itu jika 3 pertempuran paling penting dalam sejarah tidak ada, bisa jadi karir militer dan politik Kaisar Perancir pertama Napoleon Bonaparte tetap cemerlang.
3 pertempuran paling penting dalam sejarah juga menciptakan legenda tak terkalahkan, Hannibal Barca yang hidup tahun 247 SM-183 SM, yang disebut-sebut sebagai salah satu pemimpin perang terhebat sepanjang sejarah.
Baca Juga: Sejarah Perang Pertama Manusia di Megiddo, Dibawah Kepemimpinan Firaun Thutmose III
Berikut penjelasan 3 pertempuran paling penting dalam sejarah perang militer umat manusia yang sampai sekarang masih banyak dibicarakan.
Pertempuran Waterloo tahun 1815
Napoleon Bonaparte menjadi Kaisar Perancis pada tahun 1804 dan dalam waktu kurang dari 10 tahun mampu menaklukkan hampir seluruh Eropa.
Namun, semua usahanya sia-sia setelah kampanyenya yang gagal di Rusia pada musim panas dan musim dingin tahun 1812.
Negara-negara Sekutu Eropa memaksa pasukan Perancis untuk mundur ke Jerman pada tahun 1813, dan pada tahun 1814 sebagian besar Perancis dikuasai musuh, dan memaksa Napoleon Bonaparte untuk meletakkan mahkotanya dan pergi ke pengasingan di pulau Elba.
Pada tahun 1815, Napoleon Bonaparte melarikan diri dari Elba, merebut kembali mahkota Kaisar Perancis.
Perang dideklarasikan lagi di Perancis, dan Napoleon Bonaparte memimpin pasukan Perancis yang terdiri dari 100.000 orang untuk melawan musuh-musuhnya.
Baca Juga: Sejarah Anak-anak Napoleon Bonaparte, Kaisar Pertama Perancis, Nomer 1 Nasibnya Tidak Terduga
Perancis pada awalnya berhasil mengalahkan pasukan Prusia pada Pertempuran Ligny 16 Juni 1815 di Belgia, tetapi sebagian besar pasukan Prusia berhasil lolos dan bergabung dengan tentara Inggris di dekat Brussel di Desa Waterloo.
Pasukan Inggris, yang dipimpin Duke of Wellington, beruntung, karena hujan pada malam sebelumnya, membuat tentara Napoleon Bonaparte bergerak lambat, yang memberi waktu bagi Prusia untuk bergabung dalam pertempuran.
Bergabungnya pasukan tersebut mampu mengalahkan Napoleon Bonaparte yang mengharuskan ia mundur ke Perancis di mana ia ditangkap dan diasingkan ke Saint Helena.
Kekalahan Napoleon Bonaparte berarti berakhirnya dominasi Perancis di Eropa dan menyiapkan panggung bagi Inggris untuk menjadi negara adidaya baru.
Baca Juga: 4 Wanita Penakluk Hati Napoleon Bonaparte, Kecantikannya Tercatat dalam Sejarah
Pertempuran Marathon tahun 490 SM
Kekaisaran Persia adalah salah satu kekuatan besar pertama di dunia kuno, alasan mengapa kekaisaran tersebut menginvasi Yunani pada tahun 490 SM tidak sepenuhnya jelas.
Tetapi kemungkinan besar invansi tersebut disebabkan oleh fakta, bahwa sejumlah kota Yunani mendukung pemberontakan Ionia yang saat itu penduduk Yunani tinggal di Asia Kecil dan menjadi pembicaraan raja Persia.
Raja Darius I yang memimpin Persia, mengirimkan 26.000 tentara ke Yunani dan bergerak menuju Athena, orang Athena waktu itu hanya bisa mengumpulkan sekitar 10.000 tentara untuk pertahanan kota.
Sebelum pertempuran terjadi di dataran Marathon, hanya 41 kilometer dari Athena, para pembela Athena telah menyusun strategi militer yang cerdik.
Mereka menempatkan tentara terkuat mereka di sayap, di mana mereka harus menghadapi pasukan Persia yang lebih lemah, dan dengan demikian mencoba mengepung musuh.
Rencana berhasil dan Athena memenangkan pertempuran, sehingga meningkatkan kepercayaan pendududk kota tersebut.
Pertempuran Marathon menjadi titik balik dalam invasi pertama Kekaisaran Persia ke Yunani, dan menjadi salah satu peristiwa terpenting dalam perang Yunani melawan Persia.
Pertempuran Marathon memperlihatkan bahwa Kekaisaran Persia bisa dikalahkan, dan kemenangan-kemenangan Yunani selanjutnya juga berawal dari pertempuran Marathon.
Pertempuran Marathon sering dianggap sebagai peristiwa yang sangat penting dalam sejarah peradaban Eropa, dan pertempuran Marathon saat ini lebih terkenal sebagai inspirasi untuk lomba lari Maraton.
Pertempuran Zama tahun 202 SM
Perang Punisia Kedua terjadi antara Romawi dan Kartago, dan menandai berakhirnya perang tersebut, dimana pasukan Romawi di bawah pimpinan Publius Cornelius Scipio Africanus mengalahkan pasukan Kartago yang dipimpin oleh Hannibal.
Pertempuran dimulai dengan peristiwa yang benar-benar berkesan, ketika Jenderal Kartago, Hannibal memimpin pasukannya, termasuk pasukan gajah, melintasi Pegunungan Alpen menyerbu Italia pada tahun 218 SM.
Bangsa Romawi dengan semangat melawan, dan pada tahun 206 SM mulai mampu mengusir lawan mereka.
Jenderal Romawi, Publius Cornelius Scipio Africanus atau yang juga sering disebut Scipio orang Afrika, dan Scipio Agung pada tahun 203 SM, setelah menginvasi Afrika Utara melalui tanah Spanyol saat ini, mengirim pasukannya ke Kartago.
Baca Juga: Sejarah Pembangunan Piramida Mesir Kuno, Begini Kondisi Pekerjanya di Bawah Kekuasaan Firaun
Hal ini menyebabkan bangsawan Kartago menarik kembali Hannibal dan pasukannya dari Italia untuk mempertahankan kota tersebut.
Pasukan lawan diperkirakan sama dalam jumlah, tetapi Scipio memiliki keunggulan dalam kavaleri dan pengalaman dalam memerangi Kartago.
Dalam hubungan inilah Hannibal kalah dalam pertempuran menggunakan taktik tradisionalnya yang dipelajari oleh Scipio.
Kemenangan Romawi secara efektif menghancurkan musuh paling kuat di Mediterania, mengakhiri Perang Punisia Kedua, dan menandai lahirnya Kekaisaran Romawi.
3 pertempuran paling penting dalam sejarah menjadi salah satu pertempuran yang paling yang sering ditulis dan menjadi bahan perbicangan para sejawaran.***