Titik Awal Konflik Israel dengan Palestina Sejak Adanya Deklarasi Balfour, Begini Sejarahnya

- 3 Desember 2023, 11:00 WIB
Ilustrasi terkait sejarah Deklarasi Balfour yang jadi titik awal konflik Israel dan Palestina hingga saat ini.
Ilustrasi terkait sejarah Deklarasi Balfour yang jadi titik awal konflik Israel dan Palestina hingga saat ini. /Tangkapan layar/YouTube PENA MEDIA

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat ketika itu Wiliam J.Bryant serta sejumlah menteri lain menyebut dengan tangan terbuka, bahkan Woodrow Wilson menyatakan bahwa dirinya sebagai zionis.

Pada tanggal 2 November 1917 Arthur James Balfour kemudian mengirim surat kepada seorang pemimpin komunitas Yahudi di Inggris yang juga merupakan kepala cabang di sebuah bank milik keluarganya yang berpengaruh, pada intinya bahwa negara Inggris sangat mendukung pendirian tanah air Nasional warga Yahudi di Palestina.

Surat tersebut berbunyi sebagai berikut:
"Kepada Yang Terhormat Rothschild dengan rasa senang saya menyampaikan pada anda, atas nama Pemerintah Kerajaan Inggris deklarasi yang didasarkan pada simpati untuk aspirasi zionis Yahudi ini telah diajukan dan disetujui oleh kabinet perang, Pemerintah Kerajaan Inggris memandang positif pendiri tanah air Nasional untuk orang-orang Yahudi di Palestina dan akan menggunakan usaha terbaik mereka untuk memudahkan tercapainya tujuan ini, sebab dipahami bahwa tidak ada yang dapat menghakimi hak sipil dan agama dari komunitas non Yahudi yang ada di Palestina, atau hal dan status politik yang dimiliki oleh Yahudi di negara lainnya, saya sangat berterima kasih jika anda dapat menyampaikan deklarasi ini kepada Federasi Zionis Britania Raya dan Irlandia, salam Arthur James Balfour."

Pemerintah Inggris pada masa itu berharap bahwa Deklarasi Balfour akan bisa merubah pandangan komunitas Yahudi terutama di Amerika Serikat untuk mendukung sekutu selama perang dunia pertama.

Sejumlah sejarawan berpendapat bahwa pemimpin Inggris pada masa itu melihat komunitas Yahudi sebagai kelompok yang memiliki kekuatan ekonomi dan berpengaruh besar dalam industri keuangan Internasional.

Negara Inggris sendiri meyakini bahwa mereka dapat menjadi pendukung kunci dalam usaha memenangkan perang.

Selain itu, beberapa ahli berpendapat bahwa Inggris sedang berupaya memperkuat posisinya di Timur Tengah, terutama setelah berakhirnya perang.

Pasca perang, situasi di Palestina menjadi semakin rumit setelah wilayah tersebut dikuasai oleh pasukan Inggris.

Sejumlah negara Arab banyak yang melakukan penolakan atas rencana Deklarasi Balfour, hingga hal tersebut juga menimbulkan ketidakpastian atas Palestina yang sempat dijanjikan kemerdekaannya oleh Inggris.

Di sisi lain, gelombang perpindahan imigran Yahudi terjadi secara besar-besaran ke wilayah Palestina yaitu antara tahun 1919-1921.

Halaman:

Editor: Yandri Adiyanda

Sumber: YouTube Pena Media


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah