Gara-gara Pemerintah Tambah Fakultas Kedokteran, Ribuan Dokter dan Residen di Korea Selatan Mogok Kerja

- 24 Februari 2024, 07:30 WIB
Ilustrasi dokter dan residen melakukan aksi demo kepada pemerintah korea selatan terkait penambahan fakultas kedokteran.
Ilustrasi dokter dan residen melakukan aksi demo kepada pemerintah korea selatan terkait penambahan fakultas kedokteran. /Freepik/freepik/

KABAR BANTEN - Belakangan ini, Korea Selatan menjadi saksi dari gelombang protes yang signifikan di kalangan residen dan dokter terkait keputusan pemerintah untuk menambah kuota fakultas kedokteran.

Apa yang seharusnya menjadi langkah positif dalam mendukung sistem kesehatan malah berubah menjadi kontroversi besar, dengan ribuan residen memilih mengundurkan diri sebagai bentuk protes.

Artikel ini akan mengupas lebih dalam mengenai peristiwa tersebut.

Baca Juga: Buntut Gerakan Boikot, FamilyMart Jepang Putus Kerja Sama dengan Israel

1. Latar Belakang Penambahan Fakultas Kedokteran

Pada tahun terakhir, Pemerintah Korea Selatan merencanakan penambahan kuota fakultas kedokteran dan bahkan berencana menerima 2 ribu mahasiswa kedokteran tambahan pada tahun yang bersangkutan.

Namun, keputusan ini mendapat tanggapan kuat dari para residen yang melihatnya sebagai ancaman terhadap kesejahteraan profesi kedokteran.

2. Ribuan Residen Mundur sebagai Protes

Pada kenyataannya, lebih dari 6 ribu residen memutuskan untuk mengundurkan diri dari rumah sakit tempat mereka bekerja sebagai tindakan protes terhadap kebijakan pemerintah yang dianggap tidak memperhatikan nasib para tenaga medis.

Demonstrasi dan mogok kerja terus berlangsung sebagai ekspresi ketidaksetujuan terhadap penambahan fakultas kedokteran.

3. Ancaman Sanksi Pemerintah

Pemerintah Korea Selatan merespon aksi protes ini dengan mengancam akan memberikan sanksi kepada para dokter dan residen yang mengundurkan diri atau terlibat dalam mogok kerja.

Namun, ancaman tersebut tampaknya tidak menggoyahkan semangat para demonstran yang tetap teguh pada tuntutannya.

4. Perspektif para Residen dan Dokter

Para dokter dan residen yang terlibat dalam protes ini menganggap bahwa penambahan jumlah dokter tidak akan menyelesaikan masalah utama.

Mereka menyoroti pentingnya memperbaiki kesejahteraan dokter di bidang obgyn dan pediatrics yang dianggap memiliki risiko tinggi dan pendapatan yang rendah.

5. Sudut Pandang Pemerintah

Dari perspektif pemerintah, penambahan fakultas kedokteran diharapkan dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih berkelanjutan.

Mereka berpendapat bahwa aturan ini diperlukan untuk mengatasi masalah layanan medis dan sistem pelayanan yang kurang memadai.

Selain itu, penambahan ini dianggap dapat membantu residen fokus pada pendidikan mereka.

Kesimpulannya, kontroversi ini mencerminkan ketegangan antara kebijakan pemerintah dan harapan profesi kedokteran di Korea Selatan.

Baca Juga: Bagaimana Cara Bedakan Migrain dengan Sakit Kepala Biasa? Ini Kata Dokter

Sementara pemerintah melihat penambahan fakultas sebagai solusi untuk meningkatkan layanan medis, para dokter dan residen menganggapnya sebagai ancaman terhadap kesejahteraan mereka.

Masa depan profesi kedokteran di Korea Selatan menjadi tanda tanya, dengan harapan bahwa dialog konstruktif dapat membimbing kebijakan ke arah yang lebih baik.***

Editor: Rifki Suharyadi

Sumber: Instagram/@cettamandarin


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah