Mengiringi Gerhana Bulan dengan Salat Khusuf

- 3 Februari 2018, 03:30 WIB
Shalat-berjamaah
Shalat-berjamaah

Fenomena gerhana bulan yang berlangsung Rabu (31/1/2018) malam, menjadi perhatian besar masyarakat di abad ini. Seperti halnya di Rangkasbitung, warga tampak sangat antusias menunggu dan menyaksikan peristiwa langka gerhana bulan total tersebut. Sebelum berlangsungnya peristiwa langka gerhana bulan itu, warga di Kota Rangkasbitung melangsungkan salat gerhana bulan (Khusuf) berjamaah di Masjid Agung Al-Araf Rangkasbitung. Pantauan Kabar Banten, Rabu (31/1/2018) malam di Masjid Agung Al Araf Rangkasbitung, tampak ratusan orang hadir untuk melaksanakan salat gerhana. Ada juga Kabag Ops Polres Lebak Kompol Andi Suwandi yang salat bersama para warga. Salat gerhana dilangsungkan sekitar pukul 20.00. ”Saya sengaja melaksanakan salat khusuf berjamaah di Masjid Agung Al Araf, sebagai bentuk rasa syukur atas karunia terjadinya fenomena yang langka ini. Untuk itu, diharapkan dengan adanya fenomena ini dapat meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah SWT,” kata Kompol Andi Suwandi usai melaksanakan salat khusuf berjamaah, Rabu (31/01) malam. Menurutnya, momen itu patut harus disyukuri sebagai nikmat dan kebesaran Allah SWT yang tiada duanya, sehingga masyarakat bisa menyaksikan kejadian alam seperti ini. ”Ini pertama kali saya menyaksikan fenomena seperti ini. Mungkin juga yang pertama dan terakhir,” ujarnya. Ia berharap, dengan adanya fenomena GBT ini, warga Lebak diberikan kedamaian dan kenyamanan dalam melaksanakan aktivitas keseharian. Terlebih menjelang pelaksanaan Pilkada mendatang. ”Mudah-mudahan kita semua diberi kedamaian. Dan Pilkada Lebak dapat berjalan dengan sukses, aman dan tertib,” ucapnya. Salah seorang pengunjung pelajar SMAN 1 Rangkasbitung Ridwan mengatakan, tidak ingin melewatkan fenomena langka tersebut. ”Ini fenomena langka, sayang kalau dilewatkan. Fenomena gerhana bulan total tersebut biasa menjadi bahan pembelajaran untuk ilmu pengetahuan. Kita bisa mengamati secara langsung bagaimana tahapan gerhana bulan berlangsung, mulai dari gerhana sebagian, gerhana total sampai dengan puncak gerhana,” tuturnya. Gerhana ini cukup langka. Ini terakhir kali terjadi 31 Maret 1866, atau 152 tahun lalu. Konfigurasi gerhana akhir Januari memang sangat khas, menghadirkan tiga kombinasi dalam satu fenomena alam, yang disebut Badan Antariksa Amerika Serikat sebagai fenomena kosmik trifekta. Gerhana bulan total akhir Januari ini akan disertai dengan Supermoon dan Blue Moon. Bahkan gerhana ini disebut sebagai Blood Moon. Momentum Supermoon terjadi karena bulan pada 31 Januari 2018 ini berjarak terdekat dengan bumi (perigee) yakni 358.993 kilometer dari bumi. Hal itu menjadikan penampakan purnama akan lebih besar dari normalnya purnama atau dikenal istilah Supermoon. Purnama di malam 31 Januari ini menjadi yang kedua kalinya hadir selama Januari atau dikenal dengan istilah Blue Moon. Sedangkan istilah Blood Moon atau ‘bulan semerah darah’ muncul kala gerhana bulan total terjadi. Bulan akan berwarna kemerah-merahan. (Nana Djumhana)***

Editor: Kabar Banten


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah