Gejala Aneh Covid-19 Merebak, Kulit Ruam hingga Bengkak, Pakar Ungkap Hal Mengejutkan

26 Desember 2020, 18:28 WIB
Tangkapan Layar Instagram @dewiperssikreal. Kondisi Dewi Perssik saat recovery. /Instagram

KABAR BANTEN-Gejala aneh dari Covid-19 yang mengakibatkan kulit ruam hingga bengkak, ternyata merebak dan tidak hanya dialami penyanyi Dewi Persik.

Kasus serupa, juga dialami l Morgan McElroy, 20 tahun dari Ohio, Amerika Serikat. Lewat TikTok dia mengatakan dirinya alergi terhadap virus Covid-19

Purvi Parikh, seorang pakar alergi dan imunologis mengatakan McElroy tidak alergi terhadap virus Covid-19. Dalam penanganan Parikh yang dikutip KabarBanten.com dari Antara, sejumlah pasien mengalami hal serupa yakni ruam kemerahan.

Ruam dan bengkak yang dipicu oleh infeksi paling sering terlihat pada anak-anak, kata Parikh, yang mungkin menjadi alasan mengapa "hal itu membuat orang dewasa lebih ketakutan" ketika hal itu terjadi pada mereka. Meski begitu, Parikh menegaskan, biasanya tidak perlu panik.

Baca Juga : Kena Covid-19 dengan Gejala Aneh, Sebulan Vakum dari Dunia Artis, Dewi Perssik Ungkap Kondisinya

Gejala seperti alergi mungkin hasil dari sistem kekebalan seseorang menjadi "sedikit terlalu aktif dalam tugasnya untuk membersihkan infeksi," katanya.

Reaksi ini, kata Parikh, diyakini tidak terkait dengan jenis ruam lain yang disebabkan oleh virus korona, termasuk bercak seperti radang dingin yang tidak biasa yang telah diamati pada jari kaki dan terkadang jari tangan. Apa yang dijelaskan McElroy di TikTok "lebih mirip dengan apa yang kita lihat pada virus secara umum," kata Parikh.

Satu teori adalah bahwa sistem kekebalan yang terlalu aktif dapat menyebabkan pelepasan histamin, mirip dengan apa yang terjadi ketika tubuh menghadapi alergen. "Jenis virus itu meniru alergi," kata Parikh.

"Ketika mereka sakit karena infeksi dan sistem kekebalan mereka bekerja terlalu keras untuk melawannya, mereka bisa mengaktifkan sel-sel itu sebagai produk sampingan," katanya.

Baca Juga : Terdeteksi di Negeri Tetangga, Waspadai Corona Varian Baru, Indonesia Lakukan Ini

Penyebab kemerahan selain virus saja yang memicu gejala, penyebab potensial lainnya mungkin terkait dengan faktor-faktor seperti minum alkohol dan olahraga yang terlalu berlebihan, yang dapat meningkatkan aliran darah dan peradangan sementara di tubuh, kata Parikh.

Mengonsumsi obat-obatan umum seperti Advil dan Motrin juga dapat menyebabkan ruam dan pembengkakan, terutama bila dikombinasikan dengan virus.

Menurut David Stukus, anggota gugus tugas respons COVID-19 untuk American Academy of Allergy, Asma and Immunology, gejala yang dialami McElroy lebih cenderung merupakan produk sampingan dari sistem kekebalannya yang melawan virus corona.

"Kami tahu bahwa COVID benar-benar bisa menjadi penyakit sistematis bagi banyak orang," ujarnya.

Baca Juga : Prancis Laporkan Kasus Pertama Covid-19 Varian Baru

Stukus mengatakan bahwa saat seseorang kena COVID-19, apa saja dan semuanya berperan."Virus dan infeksi lain adalah pemicu umum untuk episode gatal-gatal dan pembengkakan yang tampaknya acak," kata Stukus.

Merah-merah pada kulit bisa sangat dramatis, seperti yang dialami Dewi Perssik, bahkan wajah bisa bengkak.

"Ini bisa sangat melemahkan karena bisa sangat gatal, tapi sangat berbeda dari reaksi alergi dan anafilaksis," kata Stukus.

Jika orang khawatir tentang bagaimana virus corona dapat memengaruhi mereka, Stukus merekomendasikan agar mereka "menarik napas dalam-dalam dan menggunakan sumber daya tepercaya".

Baca Juga : Mengerikan! Varian Baru Virus Corona Makin Mengganas di Inggris, Kurang Sebulan 68 Orang Meninggal

"Kami harus banyak belajar tentang semua nuansa yang terlibat dengan infeksi ini, dan jika Anda memiliki kekhawatiran tentang kesehatan pribadi Anda, selalu hubungi dokter Anda terlebih dahulu," katanya

Panagis Galiatsatos, asisten profesor kedokteran di Johns Hopkins mengatakan rasa gatal dan merah-merah hingga bengkak yang dialami saat COVID-19 adalah reaksi menyederhanakan respons kompleks sistem kekebalan tubuh.

"Itu hanya berarti sistem kekebalannya tidak menyukai COVID-19, tidak berbeda dengan sistem kekebalan setiap manusia lainnya," kata Galiatsatos, dokter perawatan paru dan kritis yang bekerja dengan pasien COVID.***

Editor: Maksuni Husen

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler