Gempa Bumi Magnitudo 6.2 Guncang Sulbar, Kantor Gubernur Ambruk, 3 Meninggal Dunia dan 24 Luka-Luka

15 Januari 2021, 14:21 WIB
Dampak gempa di Majene & Mamuju, Sulawesi Barat/Twitter Kemensos /

KABAR BANTEN - Dampak gempa bumi magnitudo 6.2 yang melanda wilayah Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar), Jumat pukul 01.28 WIB 15 Januari 2021, mulai teridentifikasi. Berdasarkan Data BPBD Mamuju sekitar pukul 06.00 WIB, 3 orang meninggal dunia dan luka-luka 24 orang.

Akibat gempa bumi tersebut sebanyak 2.000 warga mengungsi ke tempat yang lebih aman. Sedangkan kerugian material berupa kerusakan, antara lain Hotel Maleo dan Kantor Gubernur Sulbar ambruk atau n mengalami rusak berat dan jaringan listrik masih padam pascagempa. 

BPBD Majene menginformasikan bahwa gempa bumi tersebut juga mengakibatkan longsor di 3 titik sepanjang jalan poros Majene-Mamuju (akses jalan terputus), sebanyak 62 unit rumah rusak (data sementara), 1 unit Puskesmas (RB) dan 1 Kantor danramil Malunda (RB). 

 Baca Juga: Syekh Ali Jaber di Mata Panglima Kaji Muda Banten

Dikutip Kabar-Banten.com dari bnpb.go.id, penanganan darurat dilakukan BPBD setempat, seperti penanganan korban luka, evakuasi, pendataan dan pendirian pos pengungsian. Kebutuhan mendesak saat ini berupa sembako, selimut dan tikar, tenda keluarga, pelayanan medis dan terpal. 

 Baca Juga: Syekh Ali Jaber di Mata Panglima Kaji Muda Banten

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Majene menginformasikan warganya merasakan gempa bumi kuat selama 5 hingga 7 detik. Gempa yang berpusat 6 km timur laut Majene, Sulawesi Barat (Sulbar) itu, membuat para warga panik.

 Baca Juga: KPU RI Diterpa Badai, Setelah Ketua Dicopot, Kini Seluruh Komisioner Diperiksa

Kepanikan membuat mereka keluar rumah. Laporan yang diterima Pusat Pengendali Operasi BNPB pada dini hari, menyebutkan masyarakat masih berada di luar rumah mengantisipasi gempa bumi susulan. 

 Baca Juga: Airin Rachmi Diany Curhat di Buku Diary, Mengharukan! Ternyata Begini Kisah Perjalanannya

Hal serupa dirasakan warga Kabupaten Polewali Mandar. BPBD setempat menginformasikan gempa dirasakan warga cukup kuat sekitar 5 hingga 7 detik. Guncangan memicu kepanikan hingga keluar rumah. 

 Baca Juga: Dua Pekan Jelang Pensiun, Kapolri Baru Sudah Disiapkan, Idham Azis Sampaikan Pesan Begini

Sementar itu, berdasarkan analisis peta guncangan BMKG yang diukur dengan skala MMI atau Modified Mercalli Intensity, gempa M6,2 ini memicu kekuatan guncangan IV - V MMI di  Majene, III MMI di Palu, Sulawesi Tengah dan II MMI di Makasar, Sulawesi Selatan. 

 Baca Juga: Gempa di Selatan Jawa Meningkat, Bergerak dari Banten ke Jabar, Guncangan Beruntun Landa Pangandaran

Skala Mercalli tersebut merupakan satuan untuk mengukur kekuatan gempa. Deskripsi BMKG pada skala V MMI menunjukkan getaran dirasakan oleh hampir semua penduduk, orang banyak terbangun, gerabah pecah, barang-barang terpelanting, tiang-tiang dan barang besar tampak bergoyang, bandul lonceng dapat berhenti.

 Baca Juga: Temui Tokoh Lintas Agama di Lampung, Menag : Bila Bukan Saudara Seagama, Maka Sekemanusiaan

Sedangkan IV MMI, skala ini menunjukkan pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah, di luar oleh beberapa orang, gerabah pecah, jendela dan pintu berderik serta dinding berbunyi. Skala III MMI menunjukkan adanya getaran dirasakan nyata di dalam rumah.

Baca Juga: Ingatkan OPD Lakukan Evaluasi, Bupati Lebak: Birokrasi Harus Adaptif, Inovatif dan Fleksibel

Terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu. Berikutnya II MMI, ini menunjukkan adanya getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.

Baca Juga: Vaksinasi di Banten Dimulai, Banyak Kepala Daerah di Banten tak Divaksin, Ini Daftar dan Alasannya

Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan parameter gempa terjadi pada pukul 01.28 WIB yang berpusat 6 km timur laut Majene. Pusat gempa memiliki kedalaman 10 km. Berdasarkan pemodelan BMKG, gempa tidak memicu terjadinya tsunami. ***

 

Editor: Maksuni Husen

Sumber: bnpb.go.id

Tags

Terkini

Terpopuler