Boy Rafli Amar: Kelompok Teroris Targetkan Rekrut Anak-anak Muda

30 Maret 2021, 08:54 WIB
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen. Pol. Dr. Drs. Boy Rafli Amar, M.H., secara resmi membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) FKPT ke VIII /Humas FKPT Jateng

KABAR BANTEN - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Pol Boy Rafli Amar meninjau lokasi terjadinya ledakan bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar Sulawesi Selatan, Senin, 29 Maret 2021.

Kepala BNPT  Komjen Pol Boy Rafli Amar, menelusuri area Gereja Katedral serta ttitik - titik aksi teror bom bunuh diri yang melukai sejumlah jemaat serta securtiy Gereja Katedral Makassar.

Di lokasi aksi bom bunuh diri, Boy Rafli Amar berkesempatan berdialog dengan tokoh agama dan tokoh masyarakat.

Baca Juga: Pelaku Bom Diri Makassar Ternyata Pengantin Baru, Ini Peran dan Surat Wasiatnya

Kepala BNPT Komjen Pol Boy Rafli Amar  menjelaskan bahwa virus radikalisme rentan menyerang generasi muda.

"Terbukti hasil identifikasi pelaku bom bunuh diri berusia 25 tahun," katanya yang dikutip KabarBanten.com dari akun Instagram, @bnptri, Selasa, 30 Maret 2021.

Menurutnya, virus radikalisme berkembang di akun media sosial. Di Indonesia, jumlah pengguna internet lebih dari 200 juta pengguna.

Baca Juga: FKPT Banten: Pelaku Bom Bunuh Diri di Makassar Beragama Palsu dan Sesat

"Sekitar 202 juta yang 80 persen diantara pengguna intemet dipastikan menggunakan medsos dan mayoritas tentu generasi muda. Tentu kita berharap waspada dengan desiminasi informasi (adalah suatu kegiatan yang ditujukan kepada kelompok target atau individu agar mereka memperoleh informasi, timbul kesadaran, menerima, dan akhirnya memanfaatkan informasi tersebut) yang muatannya propaganda radikal intoleran," katanya.

Boy Rafli Amar mengingatkan, agar berhati - hati dalam menggunakan media sosial.

"Bahkan kita harus waspada , karena didalam informasi dunia maya terdapat juga cara - cara untuk melakukan aksi teror," katanya.

Baca Juga: Bersama BNPT, FKPT Banten Berikan Pemahaman Potensi dan Dampak Radikalisme

Menurutnya, upaya untuk mengatasi masalah ini telah dilaksanakan melalui penegakan hukum.

"Tetapi narasi akun - akun baru website baru yang menggugah hal ini tidak pernah putus. Karena dunia digital hari ini sudah menjadi kebutuhan utama, oleh karena itu kita harus waspada harus bijak berselancar di medsos," katanya.

Oleh karena itu diungkapkan Boy Rafli Amar, menjadi keharusan meliterasi dan mengedukasi dari masyarakat milenial agar jangan sampai pemanfaatan informasi keliru itu.

BomBaca Juga: Pasca Bom Bunuh Diri di Makassar, Tempat Ibadah dan Keramaian di Kota Tangerang Dijaga Ketat

"Apalagi berkolerasi dengan kejahatan ini mejadi pilihan anak - anak muda kita," katanya. Informasi ini juga berkaitan dengan online Framing ( adalah membingkai sebuah peristiwa, atau dengan kata lain) di media sosial yang dikembangkan oleh mereka. 

"Jadi mereka mengembangkan tata cara pembuatan bahan peledak, ada beberapa narasumber senior  mereka pernah berlatih di luar negeri. Ini bisa seperti ini karena ideologi ini terus dikembangkan oleh kelompok radikal terorisme," katanya.

Sepertihalnya aksi teror bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar. 

Baca Juga: Tokoh Banten Sebut Bom Bunuh Diri Primitif dan Keji, Minta Lembaga Dakwah Lebih Difokuskan

"Ini diketahui dilakukan oleh pasangan suami istri. Keduanya  keplompok JAD," katanya.

Kepala BNPT Komjen Pol Boy Rafli Amar meminta kepada masyaralat tetap tenang dan dapat menjalankan aktivitas seperti hari biasanya.

"Masyarakat tidak perlu khawatir menjalankan aktivitas seperti biasa. Karena pengamanan telah ditingkatan tidak hanya di rumah ibadah namun di ruang publik," katanya.***

Editor: Maksuni Husen

Sumber: Instagram @movreview

Tags

Terkini

Terpopuler