Peraih Emas Pertama Olimpiade, Susi Susanti Pahlawan Bulutangkis Indonesia, Ini Catatan Rekor dan Prestasinya

1 Agustus 2021, 06:00 WIB
Susi Susanti histeris saat memenangkan pertandingan final bulutangkis Olimpiade Barcelona 1992. /Tangkapan layar Youtube Olimpics

KABAR BANTEN - Susi Susanti layak disebut pahlawan, karena merayakan HUT ke-76 RI, pada 17 Agustus 2021.

Sumbangsihnya dalam dunia bulutangkis, membuat Susi Susanti pantas disebut pahlawan pengisi kemerdekaan Indonesia yang memasuki HUT ke-76 RI, pada 17 Agustus 2021.

Jelang HUT ke-76 RI pada 17 Agustus 2021, nama Susi Susanti sebagai pahlawan bulutangkis kembali bermain di tengah hiruk pikuk Olimpiade Tokyo 2020 yang sedang berlangsung.

Baca Juga: Jadwal Badminton Indonesia di Olimpiade Tokyo 2020, Minggu 1 Agustus 2021: Laga Semi Final Ginting

Lucia Francisca Susy Susanti Haditono, dunia mengenalnya dengan nama Susy Susanti, pemain bulutangkis wanita Indonesia terbesar dalam sejarah.

Prestasi dan nama Susi Susanti selalu terkenang dunia bulutangkis, terutama pada setiap ajang internasional seperti Olimpiade Tokyo 2020.

Dikutip kabarbanten.pikiran-rakyat.com dari bwfmuseum.isida.pro, Susi Susanti memiliki catatan rekor dan perestasi luar biasa.

Istri Alan Budikusuma ini, merupakan satu-satunya pemain tunggal putri yang meraih 5 gelar ajang bergengsi dunia secara bersamaan.

Olimpiade, Dunia, All England, Final Grand Prix Dunia dan Piala Dunia 

Selama hampir satu dekade, perempuan asal Tasikmalaya kelahiran 11 Februari 1971 ini mendominasi tunggal putri.

Dari akhir 1980-an dan hampir sepanjang 1990-an Susi Susanti telah menyabet hampir semua gelar bergengsi. 

Gelarnya yang paling terkenal, Pustaka Dunia 1993 dan medali Olimpiade pertama dalam bulutangkis.

Susanti juga bangga meraih empat gelar All England, enam gelar Grand Prix Dunia berturut-turut, lima Piala Dunia dan mahkota Grand Prix, yang tak terhitung jumlahnya. 

Baca Juga: Olimpiade Tokyo 2020 di Musim Panas, Mengikuti Cab Berikut atau Digelar di Kota Ini, Pesona Ibu Kota Jepang

Bukan hanya prestasi individu, Susi Susanti juga membantu Indonesia memberikan Piala Sudirman pertama pada tahun 1989 serta Piala Uber pada tahun 1994 dan 1996. 

Permainannya yang khas dengan reli yang panjang dan mematikan, ditunjang dengan akurasi yang tepat dan pertahanan yang sulit ditembus. 

Reli khas Susy Susanti akan dimulai dengan servis panjang hingga garis belakang, diikuti dengan smash tepat yang memaksa lawannya mundur ke belakang.

Susi Susanti dengan sabar menunggu lawan membuat kesalahan. 

Ditunjang dengan tubuh yang atletis dan fleksibel, salah satu kelebihannya yang sangat langka atau tidak dimiliki pemain lainnya.

Baca Juga: Tradisi Emas Bulu Tangkis Indonesia, akankah Berlanjut di Olimpiade Tokyo 2020?

Bahkan serangan lawan yang bisa dicapai, Susi Susanti mampu menggapainya dengan melakukan split dan kembali berdiri untuk pukulan berikutnya.***

Editor: Yadi Jayasantika

Sumber: bwfmuseum.isida.pro

Tags

Terkini

Terpopuler