KABAR BANTEN - Vaksin merupakan bahan yang digunakan untuk dilangsungkannya vaksinasi sebagai upaya melawan Covid-19 yang menyerang antibody tubuh.
Vaksin sendiri dapat dikatakan sebagai alat dalam peperangan melawan pandemi Covid-19 berupa produk biologi yang berisi antigen.
Antigen dan bentuk vaksin tersebut, berupa mikroorganisme atau bagiannya atau juga zat yang dihasilkannya yang jika disuntikkan dapat memberikan kekebalan dalam tubuh orang tersebut.
Di Indonesia sendiri, jenis vaksin yang telah disuntikkan terhadsp masyarakat Indonesia, sebagaimana kita ketahui adalah jenis vaksin Sinovac dan AstraZeneca.
Baca Juga: Tekan Angka Penyebaran Covid-19, Gerindra Kabupaten Serang Vaksin 500 Masyarakat di Lima Dapil
Dilansir kabarbanten.pikiran-rakyat.com dari laman smartcity.jakarta.go.id, Vaksin Sinovac atau CoronaVac merupakan jenis vaksin yang diproduksi perusahaan biofarmasi China yakni Sinovac BioTech.
Vaksin Sinovac ini merupakan tipe vaksin Whole Virus dengan memanfaatkan virus SAR-CoV-2 nonaktif.
Adapun vaksin AstraZeneca merupakan jenis vaksin yang diproduksi perusahaan biofarmasi asal Inggris bersama Universitas Oxford.
Vaksin AstraZeneca ini merupakan tipe vaksin viral vector yang memanfaatkan adenovirus simpanse yang sudah dilemahkan sehingga tidak berbahaya.
Baca Juga: Ragu Keamanan dan Khasiat Vaksin Covid-19?, Ini Penjelasan Lengkap BPOM
Sementara vaksin Pfizer atau Pfizer-BioNTech merupakan jenis vaksin yang diproduksi secara kolaborasi oleh perusahaan bioteknologi asal Jerman, BioNTech dengan perusahaan farmasi asal Amerika, Pfizer.
Vaksin Pfizer merupakan vaksin pertama di dunia yang diberikan untuk masyarakat umum.
Vaksin Pfizer ini merupakan tipe vaksin Mesenger RNA (mRNA) atau vaksin asam nuklea yang yang menggunakan materi genetik.
Dari ketiga jenis vaksin Sinovac, AstraZeneca, dan Pfizer tersebut, manakah vaksin yang lebih efektif melawan Covid-19?
Berdasarkan informasi yang dibagikan pada laman Instagram Kandidat Phd di Medical Sciences universitas Kobe @adamprabata, disebutkan bahwa dalam penelitian di Chile ketiga jenis vaksin sama-sama efektif.
Efektifitas ketiga jenis vaksin Sinovac, AstraZeneca, dan Pfizer tersebut dapat mencegah Covid-19, rawat inap karena Covid-19, masuk ICU karena Covid-19, dan mencegah kematian akibat Covid-19.
Adapun persentase efektivitas ketiga jenis vaksin Sinovac, AstraZeneca, dan Pfizer tersebut masing-masing yakni:
Dalam penelitian yang berlangsung di Chile terhadap vaksinasi Sinovac untuk 8,6 Juta orang, AstraZeneca untuk 2,38 Juta orang, 4,5 Juta orang tertanggal 2 Februari-7 Juli 2021, berikut persentase efektifitas masing-masing jenis vaksin.
Baca Juga: Sertifikat Vaksin Belum Muncul Juga, atau Ada Kesalahan Data? Segera Sampaikan Keluhan Kamu di Sini
1. Efektifitas vaksin Sinovac terhitung sejak 14 hari setelah mendapatkan dosis vaksin ke-2.
Efektifitas untuk mencegah gejala akibat Covid-19 yakni sebesar 58,49 persen.
Efektifitas untuk mencegah rawat inap akibat Covid-19 yakni sebesar 86,02 persen.
Efektifitas untuk mencegah masuk ICU akibat Covid-19 yakni sebesar 89,68 persen.
Baca Juga: Di Banten, Bisa Dilakukan dari Rumah, Berikut Cara Pendaftaran Vaksin Covid
2. Efektifitas vaksin AstraZeneca terhitung sejak 14 hari setelah mendapatkan dosis vaksin ke-2.
Efektifitas untuk mencegah gejala akibat Covid-19 yakni sebesar 68,68 persen.
Efektifitas untuk mencegah rawat inap akibat Covid-19 yakni sebesar 100 persen.
Efektifitas untuk mencegah masuk ICU akibat Covid-19 yakni sebesar 100 persen.
Efektifitas untuk mencegah kematian akibat Covid-19 yakni sebesar 100 persen.
3. Efektifitas vaksin Pfizer terhitung sejak 14 hari setelah mendapatkan dosis vaksin ke-2.
Efektifitas untuk mencegah gejala akibat Covid-19 yakni sebesar 87,69 persen.
Efektifitas untuk mencegah rawat inap akibat Covid-19 yakni sebesar 97,15 persen.
Efektifitas untuk mencegah masuk ICU akibat Covid-19 yakni sebesar 98,29 persen.
Efektifitas untuk mencegah kematian akibat Covid-19 yakni sebesar 100 persen.
Demikian perbedaan efektifitas vaksin Sinovac, AstraZeneca, dan Pfizer pada 4 kondisi.***