Pengamat Politik: Pertemuan Megawati dengan Prabowo Jadi Embrio Jajaki Koalisi Menuju Pemilu 2024

8 Mei 2022, 10:30 WIB
Pakar Komunikasi Politik dari Universitas Pelita Harapan Emrus Sihombing. /Dok. Istimewa/

KABAR BANTEN - Pertemuan Ketua Umum DPP PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri dengan Ketum DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto di kediaman Megawati Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat Senin 2 Mei 2022 atau bertepatan dengan momen Hari Raya Idul Fitri 1443 H, memunculkan banyak pandangan.

Pertemuan Megawati dan Prabowo tersebut dinilai pengamat komunikasi politik tidak sekadar pertemuan biasa karena menjelang tahun politik 2024 mendatang.

Meski masih dua tahun lagi Pemilu 2024, namun persiapan untuk bursa calon presiden sudah mulai menghangat dan sejumlah lembaga survei yang merilis sejumlah kandidat capres.

Baca Juga: Selalu Dinanti Puan Maharani, Ini Resep Rendang Ayam yang Dibuat Megawati Tiap Lebaran

Diketahui saat pertemuan dengan Prabowo, Megawati didampingi Prananda Prabowo dan Puan Maharani. Sedangkan Prabowo didampingi Didit Hediprasetyo dan Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani.

Pengamat komunikasi politik dari Universitas Pelita Harapan (UPH) Emrus Sihombing menilai silaturahmi itu sebagai pertemuan informal.

Dalam pertemuan informal, kata dia, egala hal bisa diperbincangkan sepanjang berkesesuaian dengan kepentingan para pihak.

Baca Juga: Sambut Lebaran Idul Fitri 1443 H, Puan Kisahkan Peran Bung Karno dan KH Wahab di Balik Istilah Halal Bihalal

Hal itu berbeda dengan pertemuan formal yang lebih kaku karena ada koridor protokoler.

"Saya melihat ini pertemuan informal. Biasanya pertemuan informal itu lebih dekat secara psikologis, sosiologis, dan antropologis," ujar Emrus di Jakarta Jumat 6 Mei 2022.

Menurutnya, hal itu juga menjadi bukti adanya kedekatan antara PDIP dan Partai Gerindra.

Pertemuan informal mensyaratkan adanya kedekatan psikologis. Pertemuan itu juga bisa menjadi embrio kerja sama politik dalam menghadapi Pilpres 2024.

Baca Juga: Setelah Puan Maharani, Giliran Megawati Sentil Jokowi Soal Melambungnya Harga Bahan Pokok

"Ini akan produktif dalam komunikasi politik ke depan dalam rangka pemasangan capres-cawapres," ucapnya.

Menurut Emrus, hal itu akan berpengaruh terhadap skema 2024. Jika keduanya berkoalisi untuk mengajukan pasangan calon Prabowo-Puan pada Pilpres 2024, maka akan sangat produktif. Apalagi jika ditambah dengan koalisi partai lain seperti Golkar, Nasdem, PKB, dan PPP.

"Kalau itu dilakukan, saya kira hampir dipastikan memenangkan pemilu," ujarnya menegaskan.

Baca Juga: Ini Jumlah Parpol Calon Peserta Pemilu 2024, Berbadan Hukum dan Berhak Daftar, 3 Kali Lebih Banyak dari 2019

Emrus juga menilai pasangan calon Prabowo-Puan tidak hanya akan memenangkan kontestasi 2024, tetapi juga mampu membawa Indonesia lebih maju.

Menurutnya, pasangan itu juga menilai pasangan calon Prabowo-Puan juga saling melengkapi.

Prabowo dengan basis popularitas dan elektabilitas, sedangkan Puan dengan kualitas yang teruji ketika menduduki berbagai jabatan, seperti Menko PMK dan Ketua DPR RI.

Sebagai sosok perempuan, Puan juga dinilai memainkan peran keibuan untuk merangkul, merekatkan, dan mengayomi semua golongan.
"Artinya, Puan Maharani bisa merekatkan bangsa ini," ujarnya menegaskan.

Baca Juga: Ketua DPW Banten Abah Otong Optimis Partai Berkarya Kubu Syamsu Djalal Ikut Pemilu 2024

Apalagi Gerindra dan PDIP mempunyai karakter kepartaian yang kurang lebih sama yakni loyalitas kader yang sangat besar terhadap ketua umum masing-masing. Ketum partai mempunyai pengaruh dan peran yang sangat besar.

Kedua partai itu juga menempati urutan tertinggi dalam perolehan suara pada Pemilu 2019.

"Gerindra dan PDIP, mereka (kader) sudah sangat percaya dengan ketua umum partainya. Jadi mereka tegak lurus,"  ujarnya menegaskan.

Perkuat Branding

Sementara itu, Pengamat politik dan Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia, Yunarto Wijaya menyatakan bahwa Puan Maharani perlu memperkuat personal branding, bukan sekedar dikenal sebagai cucu proklamator maupun Ketua DPR.

Baca Juga: Peringatan May Day, Puan Tegaskan Komitmen Mengawal Keberpihakan Regulasi pada Buruh

“Mbak Puan harus berani menerobos pandangan lama yang muncul tentang dirinya, sering dilihat normatif, ada keterbatasan sebagai Ketua DPR, lebih bergantung pada sosok atau trah keluarga, dia harus menunjukkan personal brandingnya secara pribadi,” katanya.

Selama ini masyarakat mengenal Puan sebagai keturunan Soekarno, prestasi dia semasa menjabat di Kabinet Kerja di tahun 2014-2019 dan sebagai Ketua DPR.

Namun menurut Yunarto, Puan masih perlu terus turun ke masyarakat.

“Jadi dia harus berani berbicara tentang apa yang ada di lapangan, isu-isu terkini termasuk banyak turun di lapangan, bukan cuma dalam kapasitas sebagai ketua DPR. Dia harus datang sebagai kader PDIP dan mungkin dari situ kedekatan dengan masyarakat bisa lebih muncul," terang pria yang akrab disapa Mas Toto ini.***

Editor: Maksuni Husen

Tags

Terkini

Terpopuler