Pulau ini Akan Tenggelam, Penduduknya Masih Bertahan Hidup Tinggal Menunggu Waktu

15 September 2023, 15:46 WIB
Pulau ini Akan Tenggelam, Penduduknya Masih Bertahan Hidup Tinggal Menunggu Waktu /Tangkapan layar YouTube /Kacong Explorer

KABAR BANTEN - Pulau terjauh dari Kepulauan Lingga yaitu Pulau Mensemut. Jika dilihat di Google Earth atau Google Map, Pulau Mensemut ini bernama Selentang.

Pulau Mensemut yang berlokasi di Desa Penaah, Kecamatan Senayang, Kabupaten Lingga, Kepulauan Riau mengalami abrasi parah sejak tahun 2020 lalu.

Namun anehnya para penduduk setempat yang mendiami daerah ini, masih mau bertahan di Pulau Mensemut.

Baca Juga: Sinopsis Film Drama Korea Han River Police

Seperti dikutip Kabar Banten dari kanal YouTube Kacong Explorer, berikut Pulau Mensemut di Kabupaten Lingga, Kepulauan Riau

Pulau Mensemut ini terancam punah alias tenggelam dikarenakan pasir dari pulau tersebut terkikis oleh gelombang lautan atau lebih dikenal abrasi.

Memang terkait informasi Pulau Mensemut ternyata benar banyak sumber lain mengatakan bahwa pulau ini akan hilang.

Penduduk di Pulau ini sudah lama berada di kawasan ini, yaitu dari Suku Kata atau Suku Laut yang sudah berpuluhan tahun tinggal di pulau tersebut.

Dengan mata pencaharian utamanya adalah nelayan, dimana total keseluruhan kepala keluarga di sini ada kurang lebih 20 kepala keluarga yang tinggal di pulau tersebut.

Pulau Mensemut adalah pulau terluar dari Kepulauan Lingga dan sangat jauh dari pulau-pulau lain. Sebab sudah tidak ada pulau lain lagi selain Pulau Mensemut, jika diteruskan ke arah Timur maka akan tembus ke Pulau Kalimantan, dan jika ke Selatan akan tembus ke Pulau Bangka Belitung.

Ombak dan angin kencang di sini sudah pasti besar, sebab tidak ada pulau-pulau lagi yang menghalangi Pulau Mensemut ini.

Padahal pemerintah setempat sudah menghimbau bahwa pulau tersebut sudah tidak layak untuk dihuni, akan tetapi masyarakat setempat masih berat hati untuk meninggalkan pulau yang sudah memberikan nafkah dan sumber pencarian rezeki mereka sejak turun-temurun.

Menurut warga sekitar, memang di sekitar Pulau Mensemut ini terkenal dengan ikannya yang melimpah ruah, bahkan cumi-cumi dan ikan melompat dan masuk sendiri ke dalam sampan tanpa ditangkap atau dipancing.

Fasilitas Pulau Mensemut seperti mushola untuk tempat mereka beribadah dan generator listrik untuk penerangan rumah mereka. Biasanya listrik akan menyala dari jam 6 malam dan akan mati di Jam 9 malam.

Perjalanan menuju Pulau Mensemut berawal dari Pelabuhan Tanjung Pungkur Batam menuju Seitenam.

Di sini tiket mulai buka jam 9.30 pagi, sebab kapal penyebrangan biasanya akan berangkat pada jam 10.30 pagi ke Seitenam.

Jadi sambil menunggu antrian di tempat tiket sambil menikmati salah satu makanan khas Batam yaitu nasi lemak.

Pelabuhan Tanjunggugur Batam tidak pernah sepi sebab Pelabuhan ini, hanya melayani rute di Kepulauan Riau saja.

Hal ini untuk mendukung kebutuhan ekonomi di Kepulauan Riau, dan untuk lama perjalanan ke Seitenang membutuhkan waktu kurang lebih 4 jam.

Dan setelah menempuh perjalanan kurang lebih 3 jam sampailah di Kepulauan Mensemut, dan di sebelah sana memang ujung terluar dari Kepulauan Lingga.

Diceritakan bahwa Pulau Mensemut ini jauh dari kemana-mana, seperti kapal yang terombang-ambing di lautan yang lepas harus menempuh perjalanan sekitar 3 jam.

Perjalanan kapal dimulai ombak besar dengan menggunakan alat seadanya.

Jika angin Utara berhembus ombak gelombangnya bisa mencapai tiga sampai lima meter. Akan tetapi masyarakat masih tetap tinggal di sini, menunggu Pulau Mensemut ini.

Mengapa penduduk masih bertahan, padahal berada di tengah lautan jauh dari daratan, berjam-jam dan tidak ada bukit atau penghalang yang menahan jika ada cuaca buruk.

Karena mungkin sudah turun-menurun orang tua dulu tinggal dan bekerja sebagai nelayan di pesisir laut.

Dan untuk bahan bakar minyak yang dibutuhkan kapal berfungsi sebagai alat transportasi menangkap ikan tak perlu banyak, sehingga hemat BBM.

Dan untuk air tawar, penduduk Pulau Mensemut mengambil air biasanya hasil menampung air hujan. Terkadang mengambil air tawar dari daerah lain.

Di Pulau Mensemut tanahnya makin tergerus oleh air laut, sehingga daratan makin kecil.

Kalau angin Selatan berhembus ke Utara maka pasir laut akan terbawa ke Utara. Sebaliknya jika gelombang bertiup ke Utara, maka pasir laut akan terbawa, sehingga pasir lautnya berputar-putar.

Akan tetapi memang dulunya Pulau Mensemut ini ukurannya lebih besar, daripada saat ini.

Ada kawasan yang dijadikan rumah, sekolah dan lapangan olahraga. Tapi sekarang sekolah dan lapangan olahraga sudah terkikis air laut.

Pemerintah Setempat sudah memberikan informasi bahwa Pulau Mensemut ini akan tenggelam, juga tidak layak dihuni dan juga akan dibangun rumah sebagai gantinya.

Walaupun pemerintah sudah memberitahu bahwa Pulau Mensemut ini tidak layak dihuni dan akan tenggelam, namun penduduk setempat masih bertahan tinggal dan bekerja sebagai nelayan di pesisir Pulau Mensemut.

Padahal pemerintah sudah menyediakan lahan dan rumah untuk penduduk setempat yang akan pindah dari Pulau Mensemut ini.

Hasil tangkapan nelayan biasanya ikan-ikannya ada yang datang mengambil dan membelinya. Istilahnya adalah tokek yang berasal dari Pancur. Seminggu  dua kali datang ke pulau ini.

Kalau seandainya ada penduduk yang meninggal, ada yang dikuburkan di belakang rumah juga. Sebagian ada juga dibawa ke tempat lainnya.

Pernah karena terkena gelombang yang dahsyat, kuburan leluhur terkikis air laut. Dengan cepat dipindahkan tulangnya dan diselamatkan di tempat yang aman. Biasanya makam ini dipindahkan dekat musholla di pulau ini.

Sama halnya dengan Sekolah Dasar atau SD yang pernah ada di pulau ini. Karena terkena gelombang air laut, maka segera pindah ke pulau lain.

Sedangkan untuk berlindung dari gelombang angin, hanya ada beberapa pohon yang dapat menahan dari terpaan angin laut.

Memang harus segera diantisipasi dan menyediakan tempat tinggal yang layak bagi penduduk Pulau Mensemut.

Walaupun demikian, pulau ini bisa dijadikan pilihan bermukim seperti camping. Tempatnya bagus dengan karang yang makin besar karena memang pasirnya menghilang.

Pernah ada lapangan bola di sini juga dan kawasan hutan produksi. Dan lama kelamaan terkikis air laut sehingga daerah ini habis.

Jika memang Pulau Mensemut ini akan tenggelam, namun penduduk setempat masih datang untuk menangkap ikan-ikan yang berenang tak jauh dari sini.

Baca Juga: Cara Beli Smartphone Murah Dari China Berikut Paduan Lengkap Membeli dan Mengimpornya

Warga di sini berat hati pergi meskipun sadar pulaunya akan tenggelam, karena di sini tempat mencari makan mereka.***

Editor: Maksuni Husen

Sumber: Youtube Kacong Explorer

Tags

Terkini

Terpopuler