Tradisi Upacara Mentatah Potong Gigi di Bali, Ternyata Ini Maksudnya!

5 Januari 2024, 11:00 WIB
Ilustrasi terkait upacara mentatah atau potong gigi di Bali yang syarat dengan makna. /Tangkapan layar/YouTube Larasati Channel

KABAR BANTEN - Lain ladang lain belalang, lain lubuk lain ikannya pribahasa tersebut memang tepat untuk menggambar Indonesia yang memiliki beragam budaya di tiap daerah salah satu budaya unik yang dimiliki Indonesia adalah upacara mentatah gigi atau potong gigi khas Bali.

 

Termasuk salah satu ritual keagamaan masyarakat Hindu di Bali upacara mentatah atau potong gigi yang dilakukan oleh orangtua kepada anaknya sebelum memasuki masa perkawinan.

Penasaran dengan tradisi upacara mentatah atau potong gigi di Bali apa maksud dan tujuan nya, berikut informasi Sebagaimana dikutip Kabar Banten dari YouTube Larasati Channel.

Baca Juga: Tradisi Unik Suku Sumba NTT, Mulai Makan Sirih, Nyale, Pasola, Hingga Boleh Ciuman dengan Siapapun Dimanapun

Adapun upacara mentatah atau potong gigi ini ternyata dalam prakteknya tidak sesederhana itu karena tidak dapat dipungkiri upacara ini memerlukan biaya yang tidak sedikit, sehingga banyak desa di Bali yang melaksanakan ritual upacara mentatah atau potong gigi ini secara masal dan gratis.

Tidak hanya potong gigi biasa upacara mentatah juga syarat akan makna di dalamnya, mentatah gigi dilakukan oleh umat Hindu di Bali yang sudah menginjak masa remaja.

Upacara potong gigi ini menjadi simbol masuknya masa remaja, pada perempuan masuknya masa remaja ditandai dengan menstruasi sedangkan pada laki-laki ditandai dengan berubahnya suara.

Upacara mentatah gigi ini merupakan salah satu warisan nenek moyang yang hingga saat ini masih dilestarikan umat Hindu yang ada di Bali.

Umumnya upacara mentatah potong gigi di Bali ini dilaksanakan bersamaan dengan upacara ngaben, pernikahan, atau ngeresi.

Mentatah sendiri berasal dari kata tatah dalam bahasa Bali diartikan sebagai memahat, upacara potong gigi ini umumnya dilakukan siang hari setelah matahari terbit namun beberapa daerah di Bali melaksanakan upacara mentatah atau potong gigi sebelum matahari terbit menurut kepercayaan masing-masing daerah.

Sehari sebelum dilakukan upacara mentatah atau potong gigi seseorang wajib untuk dipingit terlebih dahulu dimana mereka tidak boleh keluar rumah.

Upacara potong gigi atau mentatah gigi ini diawali dengan membersihkan diri terlebih dahulu kemudian peserta harus menginjak sesajen yang berada di bawah bale.

Menurut kepercayaan masyarakat Bali menginjak sesajen dapat memberikan kekuatan dari sang hiyang widi, setelah itu barulah proses potong gigi dilaksanakan.

Adapun prosesnya yakni dengan mengikir kedua gigi taring dan empat gigi rahang atas yang dilakukan dengan hati-hati.

Baca Juga: Tahu kah Kamu? 3 Bahasa Manusia Kuno yang Menjadi Misteri dan Belum Bisa Diterjemahkan Hingga Saat Ini

Setelah selesai peserta potong gigi atau upacara mentatah diarahkan untuk merasakan enam rasa yakni rasa pahit, asam, pedas, sepet, dan manis, dimana setiap rasa melambangkan makna tersendiri adapun rasa pahit dan asam merupakan lambang ketabahan dari kehidupan.

Layaknya ritual adat atau ritual keagamaan lain upacara mentatah atau potong gigi juga lekat dengan tujuan hidup dimana ritual ini mengandung nilai-nilai budi pekerti yang butuhkan oleh remaja pada usianya.

Melalui upacara mentatah gigi atau potong gigi diharapkan terbentuk kepribadian anak yang baik sebagai proses keberlanjutan dari kandungan dan masa bayi harapannya setelah dilaksanakan mentatah seseorang dapat terlahir kembali dengan kepribadian yang baik sehingga dapat menghilangkan sifat buruk atau keburukan dalam dirinya dan menjadi pribadi yang baik.

Tradisi upacara mentatah atau potong gigi tidak dilakukan begitu saja tanpa makna di dalamnya, upacara mentatah atau potong gigi di Bali ini merupakan bagian manusayatnya, manusayatnya merupakan pilosopi yang mengajarkan memanusiakan manusia, manusiayatna merupakan konsep perjalanan manusia dari dalam kandungan masa bayi hingga memasuki masa perkawinan.

Upacara mentatah atau potong gigi ini bermakna menemukan hakikat manusia yang terlepas dari satripu, satripu diartikan sebagai hakikat manusia yang muncul akibat perbuatan-perbuatan yang tidak baik

Adapun enam yang dimaksud dalam satripu yakni gama atau keinginan atau mengumbar nafsu, Loba atau sifat serakah, Roda atau marah dan dendam, Mada atau moha atau bingung dan angkuh dan yang terakhir adalah maksariah atau dengki dan iri hati.

Dalam kepercayaan Hindu apabila enam sifat tadi telah menguasai manusia maka akan banyak prilaku yang tidak baik yang timbul.

Bahkan ada tiga Satripu yakni Makroda dan globa yang menjadi pintu neraka sehingga mereka mempercayai bahwa upacara mentatah atau potong gigi merupakan salah satu ritual doa untuk menjauhkan manusia dari enam sifat buruk tersebut.

Baca Juga: Nyalin! Inilah Tradisi Unik Masyarakat Suku Sunda di Karawang Jawa Barat

Diharapkan dalam kehidupan masa depan mereka memiliki karakter yang baik dan dijauhkan dari perbuatan-perbuatan yang tidak baik.

Meskipun terlihat sederhana upacara mentatah gigi atau potong gigi namun tradisi ini mengandung makna yang luar biasa

Itulah tradisi upacara mentatah atau potong gigi di pulau Dewata Bali ini masih lestari hingga saat ini, semoga informasi ini bermanfaat manfaat dan menambah pengetahuan terkait tradisi dan budaya yang ada di Indonesia ini.***

 

Editor: Yandri Adiyanda

Sumber: YouTube Larasati Channel

Tags

Terkini

Terpopuler