Perjuangan Hidup Mati Dokter Bedah Sembuh dari Covid-19

- 6 Desember 2020, 13:37 WIB
dr Sriyanto
dr Sriyanto /

“Ketika pasien lain bisa mengunyah nasi dengan baik, nasi itu terasa keras bagi saya. Saya segera tersadar bahwa kondisi ini yang menyebabkan nasi terasa keras sehingga sulit untuk mengunyah sekaligus menelan. Mungkin cairan kelenjar tidak keluar sehingga fungsi saraf menelan terganggu.  Virus ini mengganggu semua fungsi mulut dan tenggorokan,” tuturnya. 

Hari ketujuh masa isolasi merupakan puncak penderitaan. Batuk yang semakin parah, ditambah dengan  komorbid penyakit diabetes.  Memang, sudah dua tahun ini Sriyanto harus melakukan suntik insulin novomik.  

“Saya hampir menyerah kalah. Beberapa sahabat juga berfikir demikian karena risiko orang yang diabetes terkena Covid-19 biasanya berujung kematian,” ucapnya.

Tetapi, malam itu sekaligus penuh mukzizat karena saya mendapat kiriman plasma dari Jakarta.

Baca Juga : Doni Monardo Tinjau Korban Letusan Gunung Ili Lewotolok NTT

Beberapa hari sebelumnya Sriyanto memang memesan dua kantong plasma. Dengan meyakini plasma dan tosilizumab adalah wasilah terampuh mengobati COVID-19, malam itu saya mendapat injeksi 1 kantong plasma. 

Disamping injeksi plasma, Sriyanto juga minta disuntik tosilizumab.  

“Saya mengutamakan pengobatan medis daripada segala saran tak jelas tentang pengobatan alternatif.  Saat kondisi kritis, saya berusaha berfikir logis karena pengobatan medis sudah teruji. Itulah mengapa saya ngotot minta suntikan tosilizumab yang harganya mencapai Rp8 juta. Alhamdulillah, saya bisa mendapatkan 1 tosilizumab yang sangat terasa khasiatnya bekerja dengan baik. Hanya selang 6 jam pasca suntikan, saya sudah bisa makan pisang. Padahal sebelum disuntik saya tidak bisa menelan, semuanya terasa begitu keras sampai membuat saya frustasi.,” katanya.

Di hari kedelapan, dia mendapat injeksi plasma yang kedua kalinya.

“Setelah itu saya tertidur selama 12 jam. Seluruh badan terpasang alat ekg, oksigen 5 liter, dan infus 2 jalur.  Seharian itu saya hanya tertidur. Begitu terbangun, badan terasa lebih ringan dan segar. Batuk juga sudah berkurang banyak dan demam perlahan menurun,” tuturnya.

Halaman:

Editor: Maksuni Husen


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah