“Dan tidak pernah saya membuat prajurit merintih, dan seluruh prajurit tahu tentang itu. Pilihan saya ini adalah hak politik saya, sebagai seorang sipil,” katanya.
View this post on Instagram
Ketika bertugas di militer, kata dia, tugasnya mengawal stabilitas dan juga demokrasi. Ketika bertugas sebagai panglima, tugas besar yang dia lakukan adalah bagaimana menjaga stabilitas dan mengawal jalannya demokrasi yang dinamis.
“TNI bermain di ruang sempit. Tetapi dengan seni kepemimpinan, situasi itu saya hadapi. Dan pada pemilu 2014, semuanya telah berjalan dengan baik.
Namun saat ini, dia sebagai sipil dan tetap konsisten dengan tugas menjaga demokrasi yang telah melekat di hatinya dan mengalir dalam darahnya.
Baca Juga: AHY Merespon Moeldoko, Siapkan Konferensi Pers ‘Menguak Kebenaran Jilid II’
“Ada orang-orang yang berpolitik dengan cara-cara mencari perhatian dan membonceng kanan-kiri, mengorbankan jiwa nasionalismenya, jiwa Pancasilanya. Padahal tidak ada yang menggubrisnya,”.
Baca Juga: Moeldoko Blak-blakan Ungkap Alasannya Mau Pimpin Demokrat
“Moeldoko tidak seperti itu. Saya tidak pernah mengemis untuk mendapat pangkat dan jabatan. Apalagi, menggadaikan yang selama ini saya perjuangkan,” katanya.
Baca Juga: Moeldoko Blak-blakan Ungkap Alasannya Mau Pimpin Demokrat
Moeldoko menegaskan dirinya konsisten dan rela mempertaruhkan leher untuk terus menegakkan Pancasila dan berkibarnya Merah Putih.