Ini Penyebab KRI Nanggala 402 Tenggelam, Putus Kontak Setelah Perendaman, Air Masuk Saat Buka Torpedo?

- 26 April 2021, 22:56 WIB
Kapal selam Indonesia Alugoro 405, yang dirakit dengan teknologi Korea, menyelesaikan perendaman pertamanya hingga kedalaman 250m dalam sejarah Indonesia, dan Raja Banyu kembali ke pelabuhan baru pada Januari tahun lalu. Pulau yang terlihat di belakang adalah Bali.
Kapal selam Indonesia Alugoro 405, yang dirakit dengan teknologi Korea, menyelesaikan perendaman pertamanya hingga kedalaman 250m dalam sejarah Indonesia, dan Raja Banyu kembali ke pelabuhan baru pada Januari tahun lalu. Pulau yang terlihat di belakang adalah Bali. /hankookilbo.com

KABAR BANTEN - KRI Nanggala 402 hilang kontak dan tenggelam di Pulau Bali mendapat perhatian dunia. Kapal selam Angkatan Laut Indonesia buatan Jerman yang hilang membawa 53 orang awak itu, dinilai sebagai pelatihan yang tidak masuk akal.

Salah satu surat kabar utama di Korea Selatan Hankook Ilbo seperti dikutip KabarBanten.com dari hankookilbo.com, mengungkap sejumlah kejanggalan KRI Nanggala 402 hilang kontak dan tenggelam dalam artikel berjudul ‘Kapal Selam Indonesia Hilang Setelah Mengangkut 53 Orang, Kenapa Dilatih Tidak Masuk Akal?’.

Dalam artikelnya, Hankook Ilbo sulit untuk meyakinkan bahwa KRI Nanggala 402 hilang kontak, termasuk kapal selam tua yang memiliki umur panjang dan belum dirawat dengan baik, digunakan untuk pelatihan peluncuran torpedo.

Baca Juga: Sambil Meneteskan Air Mata, Gubernur Jatim Gendong Bayi Berusia 18 Hari, Anak Seorang Awak KRI Nanggala 402

Bahkan, kapal selam tersebut diketahui tidak pernah menjalani pelatihan kapal selam selama tiga tahun. Peluang kelangsungan hidup penghuninya sangat rendah, dan bencana kapal selam ini diperkirakan akan tercatat sebagai sumber daya manusia.

Kejanggalan-kejanggalan itu pun diungkap, termasuk kemungkinan penyebab KRI Nanggala 402 tenggelam. Sebab, KRI Nanggala putus kontak setelah mendapat persetujuan untuk perendaman di wilayah laut 96 km utara Bali sekitar pukul 3 pagi atau sehari sebelumnya.

Kemudian terdengar laporan bahwa air masuk ke kapal telah berakhir. Minyak ditemukan di dekat permukaan laut empat jam kemudian. Tidak ada kesaksian tentang suara ledakan pada saat kecelakaan dari kapal perusak terdekat.

 Baca Juga: Mathlaul Anwar Intruksikan Jajaran Salat Gaib, Doakan Awak KRI Nanggala 402 Gugur sebagai Syuhada

Begitu pun dengan seismometer, tidak dapat mendeteksi getaran tersebut. Angkatan Laut Indonesia mengatakan penyebab kecelakaan itu adalah pemadaman listrik akibat banjir yang mengakibatkan hilangnya sistem tenaga listrik.

Halaman:

Editor: Yadi Jayasantika

Sumber: hankookilbo.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah