Kepala Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami pada BMKG Daryono mengatakan, gempa tersebut bukan bersumber di Sunda Megathrust.
Baca Juga: Prakiraan Cuaca Banten Selasa 22 Juni 2021: BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem Terjadi di Daerah Ini!
Sebab gempa tersebut katanya, tidak bersumber di bidang kontak antar Lempeng Indo-Australia dan Lempeng Eurasia yang bersubduksi landai-dangkal.
"Gempa selatan Yogyakarta Mag 5,1 pagi ini bukan gempa megathrust. Tapi hiposenternya agak dalam sedikit memauki Zona Benioff, subduksi mulai menukik," katanya melalui akun tweeter @DaryonoBMKG.
Ia menduga bahwa gempa M5,1 selatan Yogyakarta adalah gempa intraslab atau gempa yg bersumber dalam lempeng Indo-Australia.
Katanya, dugaan tersebut dilihat dari adanya sayatan melintang seismisitas Pulau Jawa dalam, di arah utara selatan.
Baca Juga: Di Zona Megathrust Sunda, BMKG: Tiga Daerah Ini Lebih Aktif, Waspada Gempa Destruktif dan Tsunami
"Dugaan kami bahwa gempa mag 5,1 selatan yogyakarta adalah gempa intraslab atau gempa yg bersumber dalam lempeng Indo-Australia. Tampaknya terbukti dengan sayatan melintang seismisitas Pulau Jawa dalam arah utara selatan. Gempa ini mirip Gempa Malang10 April & 21 Mei 2021," ujarnya.
Pada akun tweeternya, Daryono melansir salah satu media nasional tentang hipotesa gerak maju benua Australia menuju Indonesia.
Dimana gerak Lempeng Indo-australia yang sedikit demi sedikit maju ke Lempeng Sunda, membuat negara-negara menjadi satu daratan.