Lebih lanjut, disebutkan bahwa varian Delta Plus (AY.1) ini adalah varian delta dengan mutasi K417N, bukan merupakan varian yang berdiri sendiri.
Baca Juga: Ingin Donor Darah, Perhatikan Syaratnya, Ini Kategori Orang yang Tidak Boleh Mendonor
Varian Delta Plus juga belum terbukti memiliki ciri yang berbeda dengan varian Delta seperti kemampuan penularan, risiko rawat inap atau meninggal dunia, dan kemampuan menghindari antibodi.
Namun, varian Delta Plus diduga lebih berbahaya, karena mutasi protein spike K417N dapat menyebabkan virus lebih efisien masuk ke dalam sel. Sehingga berpotensi lebih menularkan.
Baca Juga: Greysia-Apriyani Melaju ke Final Olimpiade Tokyo 2020, Jaga Peluang Emas Indonesia
Lebih lanjut, dalam Harvey, Kim, Winger, 2021 disebutkan bahwa mutasi protein spike K417N dapat membantu virus untuk menghindari antibodi.
Sehingga, berpotensi menurunkan efektivitas vaksin, terapi antibodi, dan antibodi natural pasca sembuh.
Lalu, benarkan varian Delta Plus dinilai lebih menular dibanding varian Delta?
Baca Juga: Terus Berevolusi, Ini Sejarah Panjang Virus Corona hingga Menginfeksi Jutaan Manusia
Dalam infografisnya, dr. Adam Prabata yang merupakan kandidiat Phd di Medical Sciences universitas Kobe menyebutkan bahwa hal itu belum terbukti.