Network
KABAR BANTEN - Belakangan, rempah-rempah Indonesia menjadi perbincangan banyak kalangan.
Bahkan, beragam rempah-rempah pun menjadi bahan diskusi para ibu-ibu, bapak-bapak, termasuk kaum milenial.
Mulai dari jenis rempah-rempah, kandungan rempah, hingga bagaimana cara meracik rempah agar menjadi obat herbal untuk kesehatan.
Baca Juga: Tiga Rempah Ini Jadi Hits di Masa Pandemi, Bisa Turunkan Berat Badan Loh!, Berikut Ini Kandungannya
Tanpa sadar, akibat adanya pandemi Covid-19, mampu mengubah tatanan kehidupan di masyarakat.
Kini, masyarakat (manusia) mulai berinterkasi, menyayangi dan melakukan simbiosis mutualisme dengan makhuk hidup lainnya.
Betapa sangat bermanfaatnya tanaman rempah untuk kesehatan, perlahan masyakarat mulai menyadarinya.
Dahulu, mungkin rempah banyak disia-siakan dan tidak begitu istimewa, hanya dijadikan sebagai bahan bumbu dapur.
Baca Juga: Lada Dijuluki 'The King of Spice', Berikut Tujuh Keunggulan Primadona Rempah Indonesia Ini
Namun, sekarang rempah sangat istimewa dan selalu di cari bakal seperti sudah menjadi ketergantungan.
Dahulu, sangat enggan untuk mengkonsumsi obat-obatan dari bahan herbal seperti jamu hasil racikan beragam rempah.
Bahkan, mengkonsumsi jahe, kunyit, dan lainnya untuk diminum menjadi hal yang jarang dilakukan terutama dalam masyarakat perkotaan.
Karena dirasa memiliki rasa yang aneh, pahit, tidak enak dan lainnya.
Namun, bak berbanding terbalik rempah kini sudah menjadi makanan atau minuman yang biasa rutin dikonsumsi setiap waktunya.
Baca Juga: Mengenal Kayu Manis Rempah Tertua di Dunia, Hingga Dijadikan Hadiah untuk Raja, Ini 7 Keunggulannya
Berbicara obat tradisional atau herbal, tahukah anda rempah pala yang biasa digunakan untuk memasak?
Berdasarkan infografis yang dibagikan pada akun instagram @jalurrempahri, pala atau Myristica fragrans termasuk rempah yang ramai diperdagangkan sejak masa romawi.
Pala ini, merupakan rempah Indonesia yang banyak ditemukan di Kepulauan Maluku, Maluku Utara, terutama di pulau Banda dan Siau (Sangihe Talaud) serta Papua.
Pala, dikenal sebagai tanaman rempah berumur panjang, sekira 60 hingga 70 tahun, bahkan bisa capai ratusan tahun.
Harga pala saat ini berkisar antara Rp75.000-Rp85.000 per kilogram. Ekspor pala ke Italia mencapai 13 ton, dan menghasilkan devisa sebesar 82.888 USD.
Baca Juga: Menakjubkan! Rempah Indonesia ini Dijadikan Alat Tukar Bernilai Tinggi pada Masa Romawi
Dilansir kabarbanten.pikiran-rakyat.com dari perkebunan.litbang.pertanian.go.id, rempah pala dapat hilangkan rasa sakit (analgesik) dan mampu atasi insomnia atau susah tidur.
Namun, pemakaiannya jangan berlebihan dan tetap harus sesuai dengan yang dianjurkan.
Jadi, harus konsultasikan akan kandungan dan dosis penggunaannya kepada dokter atau ahlinya ya.
Karena, dalam biji pala mengandung elemisin yang dapat merugikan.
Jika elemisin dan miristisin dalam tubuh diubah menjadi senyawa mirip meskalin dan amfetamin, hal tersebut akan berefek negatif.
Mampu timbulkan efek pusing, mual, dan lainnya, bahkan dapat membius jika dikonsumsi dalam jumlah banyak.
Sebagaimana disebutkan diatas, pala ini merupakan rempah yang dimanfaatkan sebagai makanan dan minuman tradisional yang mampu mengobati berbagai penyakit.
Kandungan minyak atsiri dalam pala ini dapat dijadikan sebagai bahan kosmetik, aromaterapi, sabun, parfum, dan lainnya.
Biji dan salut pala (fuli) ini dapat dimanfaatkan sebagai antioksidan, anticonvulsant, analgesik, antiinflammatory, antidiabetik, antibakteri, dan anti jamur.***
