BMKG Keluarkan Peringatan Dini, di Samudra Pasifik Alami Ini, Waspada Jelang Akhir Tahun

- 19 Oktober 2021, 22:44 WIB
BMKG Ungkap Sejumlah Fenomena yang Perlu Diwaspadai, Mulai La Nina, Angin Monsun Asia hingga MJO
BMKG Ungkap Sejumlah Fenomena yang Perlu Diwaspadai, Mulai La Nina, Angin Monsun Asia hingga MJO /

KABAR BANTEN - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika atau BMKG mengeluarkan peringatan dini, untuk waspada datangnya La Nina jelang akhir tahun ini.

Dari data suhu permukaan laut di Samudra Pasifik bagian tengah dan timur, menunjukkan nilai anomali telah melewati ambang batas La Nina.

Bahkan, La Nina 2021-2022 diprakirakan bakal berlangsung hingga Februari 2022.

Baca Juga: Masuk Musim Penghujan Awal, Kabupaten Serang Waspadai Sejumlah Bencana Ini

"Saat ini nilai anomali telah melewati ambang batas La Nina, yaitu sebesar -0.61 pada Dasarian I Oktober 2021," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, dikutip dari bmkg.go.id, pada Senin, 18 Oktober 2021. 

Didasarkan pada kejadian La Nina tahun 2020 lalu, hasil kajian BMKG menunjukkan bahwa curah hujan mengalami peningkatan pada November-Desember-Januari.

"Terutama di wilayah Sumatra bagian selatan, Jawa, Bali hingga NTT, Kalimantan bagian selatan dan Sulawesi bagian selatan," ucapnya.

Atas dasar itu, maka La Nina tahun ini diprediksikan relatif sama dan akan berdampak pada peningkatan curah hujan bulanan berkisar antara 20 - 70 persen di atas normalnya.

Dengan adanya potensi peningkatan curah hujan pada periode musim hujan tersebut, maka perlu kewaspadaan dan kesiapsiagaan.

Hal itu berkaitan dengan potensi lanjutan dari curah hujan tinggi yang bisa memicu bencana hidrometeorologi.

Dwikorita juga mengingatkan agar pemerintah daerah, masyarakat, dan semua pihak terkait dengan pengelolaan sumber daya air dan pengurangan risiko bencana.

Terutama daerah yang berada di wilayah yang berpotensi terdampak La Nina, perlu bersiap melakukan pencegahan dan mitigasi.

"Agar bersiap segera untuk melakukan langkah pencegahan dan mitigasi terhadap peningkatan potensi bencana Hidrometeorologi," katanya.

Bencana tersebut meliputi banjir, longsor, banjir bandang, angin kencang atau puting beliung ataupun terjadinya badai tropis.

Sementara itu Plt. Deputi Bidang Klimatologi Urip Haryoko menunjukkan hasil data dari jejaring stasiun pengamatan hujan BMKG.

Data tersebut dari seluruh wilayah Indonesia hingga Dasarian I atau sepuluh hari pertama Oktober 2021.

Baca Juga: Musim Peralihan, Fenomena La Nina Masih Berdampak

"Hasilnya menunjukkan perkembangan musim hujan tahun 2021-2022 bahwa 19,3 persen wilayah zona musim di Indonesia telah memasuki musim hujan," katanya.***

Editor: Yadi Jayasantika

Sumber: bmkg.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah