Awalnya ada sejumlah pilihan dipertimbangkan untuk nama stadion sport center tersebut, yang di antaranya adalah Sultan Ageng Tirtayasa. Namun urung, karena nama itu sudah identik dengan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta).
Begitu pun dengan nama Sultan Maulana Hasanudin yang sudah lekat dengan Universitas Islam Negeri (UIN) Banten, sehingga dipilih nama Banten International Stadium karena dinilai memiliki aura besar dan mendunia.
Diungkapkannya, pembangunan stadion sendiri saat ini sedang dikebut dan akan tetap berlanjut hingga tahun depan. Menurutnya, pembiayaan yang loncat tahun diperkenankan karena status pembangunannya adalah multiyears atau tahun jamak.
Stadion tersebut dibangun di Kawasan Sport Center Provinsi Banten di Kelurahan Kemanisan, Kecamatan Curug, Kota Serang, Banten.
Untuk fasilitasnya, disiapkan menggelar event olahraga besar seperti Pekan Olahraga Nasional (PON) atau bahkan setingkat Asia. Untuk membangun stadion tersebut, Pemprov Banten menggelontoran anggaran hampir mencapai Rp1 triliun.
Dengan berstandar internasional, stadion milik Pemprov Banten tersebut dirancang 5 lantai dengan kapasitas 38 ribu penonton yang berdiri di lahan seluas 78.116 meter persegi.
Stadion tersebut dibangun dengan standar FIFA (Federation Internationale de Football Association), Asosiasi Federasi Sepak Bola Internasional.
Baca Juga: Tinjau Jakarta International Stadium dan Terkejut Lihat Pembangunannya, Begini Reaksi Anies Baswedan
Untuk rumputnya, yang digunakan adalah zoysia matrella yang diimpor dari Italia dan merupakan jenis rumput lapangan sepak bola yang menjadi standar FIFA. Pemprov Banten akan menyelesaikan pembangunan Stadion Banten ini pada Desember 2021.***