Keesokan harinya, barulah Imam Syafii bisa menembus rumahnya. Namun ternyata, di rumahnya itu sudah ada ayahnya, Cak Hasyim yang lebih dulu datang dari pengungsian.
Ia mendapati sang ayah di dapur yang tergelatak sambil menangis, menemukan Rumini dan Salamah yakni mbahnya berpelukan di dapur yang ambruk, tertutup debu tebal Gunung Semeru.
Rumini sebetulnya memiliki pilihan untuk berlari menyelamatkan diri, tp ia memilih bertahan karena pengabdiannya.***