Network
KABAR BANTEN-Perempuan indigo dengan panggilan Diajeng, mengungkap ramalan akan ada tujuh gunung meletus.
Sebelum mengungkap ramalan akan ada tujuh gunung meletus, perempuan indigo dengan sebutan Diajeng itu mengungkapkan alam sedang bergejolak.
Bahkan menurut perempuan Indigo dengan sebutan Diajeng tersebut, kondisi tersebut juga termasuk kiamat.
"Bisa jadi bahwa di dunia ini butuh di refresh lagi," kaya perempuan indigo tersebut, dikutip dari Youtube Ngaji Jawa, pada Sabtu, 8 Januari 2022.
Dengan cara beberapa gunung meletus, menurut perempuan indigo itu, memang harus ada peleburan terlebih dahulu.
"Itu yang sekarang terjadi seperti alam sedang bergejolak gitu. Itu juga termasuk kiamat," ucapnya.
Mereka yang bicara soal kiamat kecil atau kiamat besar, kata dia, itu besarnya seberapa dan kecilnya seberapa tidak tahu.
"Kan kita nggak ngerti kan taunya besar ini. Kesimpulan dari kalimat-kiamat itu bencana-rencana dan ukurannya juga ia tergantung," kaya lagi.
Dengan usianya sekian abad atau sekian ribu tahun, kata dia, bumi sudah tua. .
Perempuan indigo itu mengungkapkan ramalan mengerikan, bahwa masih banyak sebetulnya yang mengatakan terkait dengan bencana.
Salah satunya Gunung Semeru yang meletus, menurut dia, ada yang mengatakan itu awal dari puncaknya goru-goro.
"Dan aman ada tujuh gunung juga meletus, itu pandangan Diajeng," katanya mulai mengungkap hal mengerikan.
Dia YouTube mengungkapkan bahwa dunia butuh direfresh lagi.
"Ya memang dengan cara meletus dulu beberapa gunung, karena nanti akhirnya sumber dayanya pun kan dipakai juga sama manusia," katanya.
Dia mencontohkan seperti pasir yang membuat beberapa pertanian akhirnya subur," katanya.
Dari bencana yang terjadi, katanya, harus menjadi koreksi semua tentang apa yang sudah dilakukan.
"Terus cintai alam semesta ini. Disaat kalian memanfaatkan sumber daya alam yang ada di bumi, yo di ini lagi di apa ya kayak dirawat lagi," jelas dia.
Salah satunya manusia butuh kayu tumbuh-tumbuhan yang lain, sebaiknya ditanam lagi agar keseimbangan dari jagad ini juga terjalin.
Begitu juga keseimbangannya, jangan ditebas atau jangan dikuras.
"Memang harus seperti itu yaitu biar seimbang. Kalau nggak yo wes," kata Diajeng.
Kalau terjadi bencana, kata dia, malah yang disalahkan malah alamnya.***
