Kabar Buruk Disampaikan Kemenkes, Masyarakat Harus Bersiap Hadapi Ini, Konfirmasi Kasus Omicron Meledak

- 12 Januari 2022, 11:08 WIB
Ilustrasi-Kabar buruk dari Kemenkes yang menyampaikan konfirmasi Omicron meledak hingga hampir dua kali lipat, sehingga masyarakat diimbau bersiap hadapi gelombang varian baru tersebut.
Ilustrasi-Kabar buruk dari Kemenkes yang menyampaikan konfirmasi Omicron meledak hingga hampir dua kali lipat, sehingga masyarakat diimbau bersiap hadapi gelombang varian baru tersebut. /Pixabay

KABAR BANTEN-Sebuah kabar buruk disampaikan Kementerian Kesehatan atau Kemenkes yang mencatat penambahan konfirmasi Omicron di Indonesia. 

Kemenkes mencatat kabar buruk dari perkembangan konfirmasi Omicron yang telah mencapai 506 kasus atau bertambah 92 kasus sampai Senin, 10 Januari 2022.

Dari kabar buruk yang datang dari Kemenkes tersebut, masyarakat harus bersiap menghadapi gelombang Omicron.

Baca Juga: Warning!, Sudah Dua Minggu Lebih Kasus Covid-19 Naik di 11 Provinsi Termasuk Banten, Omicron Terus Bertambah

Dikutip kabarbanten.pikiran-rakyat.com dari kemkes.go.id pada Rabu, 12 Januari 2021, penambahan kasus konfirmasi Omricon didominasi Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN).

Dari total 506 kasus konfirmasi Omicron, hanya sekitar 84 kasus merupakan transmisi lokal.

Selain kasus konfirmasi, angka probable Omicron juga terus mengalami peningkatan hingga terdeteksi sebanyak 1.384 probable Omicron yang didapatkan dari SGTF.

''Kalau kita perhatikan, juga terlihat peningkatan yang signifikan," ucap Juru Bicara Vaksinasi Kementerian Kesehatan dr. Siti Nadia Tarmizi.

Dari angka kasus harian dari jumlah 454 menjadi 802, maka angkanya meledak hingga naik hampir dua kali lipat.

Masyarakat harus bersiap menghadapi gelombang Omicron, mengingat karakteristik Omicron yang memiliki tingkat penyebaran yang sangat cepat.

Baca Juga: Empat Warga Tangerang Selatan Positif Omicron, Ini Yang Dilakukan Pemkot Tangsel

''Jika dilihat dari perkembangannya, konfirmasi omicron cenderung mengalami peningkatan," dr. Nadia mengungkapkan.

Dari pemeriksaan SGTF, kasus probable omicron pada PPLN cenderung meningkat. 

Sedangkan hasil WGS juga menunjukkan proporsi varian Omicron yang mulai mendominasi.

Namun dilihat dari tingkat keparahan, mayoritas kasus Omicron tidak menunjukkan gejala atau memiliki gejala ringan. 

"Sehingga tidak membutuhkan perawatan yang serius di rumah sakit," katanya menambahkan.

Untuk itu, pihaknya akan menggencarkan telemedicine yang didedikasikan bagi pasien yang melakukan isolasi di rumah.

''Kami bekerjasama dengan 17 platform telemedicine untuk memberikan jasa konsultasi dokter," jelasnya.

Baca Juga: Omicron Meluas, Luhut Binsar Panjaitan: Pemerintah Pertimbangkan Masa Karantina Jadi 14 Hari

Selain itu, juga jasa pengiriman obat secara gratis bagi pasien Covid-19 yang sedang menjalani isolasi di rumah.

"Ini agar penanganan pasien dapat dilakukan seluas dan seefektif mungkin,'' ucap dr. Nadia.

Dari sisi teurapetik, Kemenkes juga akan menyertakan penggunaan obat Monulpiravir dan Plaxlovid untuk terapi pasien COVID-19 dengan gejala ringan.

Dari sisi Tracing, akan dilakukan penemuan kasus aktif dengan meningkatkan tracing menjadi lebih dari 30 per kasus positif. 

Selain itu, juga akan dilakukan pemeriksaan WGS pada level komunitas dengan target 1.700 sampai 2.000 WGS setiap bulan nya.

Bukan hanya itu, pemerintah juga memulai vaksinasi booster Covid-19 bagi kelompok usia 18 tahun ke atas.

Baca Juga: Update Varian Virus Omicron, Bertambah Jadi 5 Kasus di Indonesia

Tujuannya, untuk mempertahankan tingkat kekebalan serta memperpanjang masa perlindungan dari Covid-19 termasuk Omicron.***

Editor: Yadi Jayasantika

Sumber: kemkes.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah