KABAR BANTEN - Gema calon presiden atau capres semakin terdengar, setelah Pemilu 2024 ditetapkan pada 14 Februari di tahun tersebut.
Meski Pemilu 2024 masih sekitar dua tahun mendatang, namun 2022 sudah mulai memasuki tahun politik dengan nama-nama capres yang kian riuh.
Satu-satu tokoh populer yang masuk bursa capres yang bersaing dalam berbagai hasil survei, sudah mulai dideklarasikan para pendukungnya masing-masing.
Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto yang berada dalam daftar teratas di beberapa hasil survei, kini mulai tergeser.
Berdasarkan hasil survei terbaru dari Indonesian Politics Research and Consulting (IPRC), elektabilitas Prabowo tergeser oleh Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil sebagai capres.
Dalam simulasi terbuka terkait kandidat calon presiden pada Pemilu 2024, diketahui hasilnya bahwa 9,2 persen responden memilih Ridwan Kamil dan disusul Prabowo Subianto di urutan kedua dengan dipilih 8,9 persen responden.
“Memang bedanya tipis sekali," kata Direktur Eksekutif IPRC Firman Manan dalam pemaparan hasil survei Kontestasi Politik 2024, di Kota Bandung, dikutip dari Antara, pada Senin, 31 Janauri 2022.
Dilihat dalam konteks Pilpres 2024, menurut dia, sosok Ridwan Kamil memang mendapatkan dukungan terbanyak dari warga Jawa Barat. Akan tetapi, belum maksimal atau signifikan.
"Apalagi kalau kita kaitkan dengan hasil survei di sini yang menyatakan 68 persen rakyat Jawa Barat itu kan setuju capres atau cawapres dari Jawa Barat," kata dia.
Namun ketika dikonfirmasi kepada responden pada pertanyaan siapa sosok capres atau cawapres yang akan dipilih dan satu-satunya orang Jawa Barat, dalam daftar pertanyaan survei hanya ada Ridwan Kamil, diketahui bahwa hasilnya ternyata belum optimal.
"Dan hasilnya ternyata yang tertinggi hanya 23 persen. Ini menunjukkan bahwa masih sangat belum optimal," kata dia.
Menurut dia, temuan tersebut bisa dikarenakan sejumlah faktor seperti karakter warga Jawa Barat yang memberikan atau menentukan pilihan untuk capresnya di akhir waktu Pemilu.
"Kedua orang belum terlalu yakin kalau Kang Emil akan maju di Pilpres, itu karena kendaraan politiknya belum ada. Dan bahkan sekarang ada isu akan maju jadi Kepala Otoritas IKN. Hal ini membuat publik bingung," kata dia.