Prevalensi Stunting Tertinggi Secara Nasional, Timor Tengah Selatan NTT Jadi Perhatian Penuh Pemerintah

- 23 Maret 2022, 13:26 WIB
Kepala BKKBN sekaligus Ketua Pelaksana Tim Percepatan Penurunan Stunting Nasional, dr. Hasto Wardoyo melakukan pengecekan tinggi badan seorang anak yang disinyalir menderita stunting.
Kepala BKKBN sekaligus Ketua Pelaksana Tim Percepatan Penurunan Stunting Nasional, dr. Hasto Wardoyo melakukan pengecekan tinggi badan seorang anak yang disinyalir menderita stunting. /Dokumen BKKBN

KABAR BANTEN - Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur (NTT) menjadi salah satu daerah yang mendapat 'perhatian penuh' pemerintah dalam persoalan stunting di Indonesia.

Bahkan angka prevalensi stunting di Kabupaten Timor Tengah Selatan menurut Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021 mencapai 48,3 persen, paling tinggi di Nusa Tenggara Timur (NTT) dan tertinggi secara nasional.

"Hal tersebut menjadi salah satu alasan pemerintah memberi 'perhatian penuh' untuk penanganan persoalan angka stunting yang tinggi di Kabupaten Timor Tengah Selatan Nusa Tenggara Timur (NTT)," ujar Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Dr. (H.C). dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG. (K) dalam keterangan tertulis.

Bahkan, kata Hasto, Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan melakukan kunjungan kerja di Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur, untuk meninjau langsung penanganan stunting yang rencananya dilakukan Kamis 24 Maret 2022.  

"Hal itu menunjukkan kepedulian dan komitmen dari Presiden dan Pemerintah Pusat akan pengentasan persoalan stunting. Bagi Presiden Jokowi, NTT selalu ada di hati dan BKKBN memastikan amanah dari Presiden untuk akselarasi penurunan stunting tetap dalam jalur yang tepat,” ujar Hasto Wardoyo.

Baca Juga: Ini Penyebab Banten Masuk 5 Besar Angka Stunting Skala Nasional, Status Zona Merah Pandeglang Jadi Sorotan

Hasto Wardoyo menyampaikan, berdasarkan data SSGI 2021, Nusa Tenggara Timur (NTT) masih memiliki 15 kabupaten berkategori  “merah”. Penyematan status merah tersebut berdasarkan prevalensi stuntingnya masih di atas 30 persen.

Ke-15 kabupaten tersebut adalah Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara, Alor, Sumba Barat Daya, Manggarai Timur, Kabupaten Kupang, Rote Ndao, Belu, Manggarai Barat, Sumba Barat, Sumba Tengah, Sabu Raijua, Manggarai, Lembata dan Malaka.

Bersama Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara memiliki prevalensi di atas 46 persen. Sementara sisanya, 7 kabupaten dan kota berstatus “kuning” dengan prevalensi 20 hingga 30 persen, diantaranya Ngada, Sumba Timur, Negekeo, Ende, Sikka, Kota Kupang serta Flores Timur. Bahkan tiga daerah seperti Ngada, Sumba Timur dan Negekeo mendekati status merah.

Halaman:

Editor: Kasiridho

Sumber: BKKBN


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x