KABAR BANTEN - Kunjungan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) ke Ukraina dan Rusia dalam rangka misi perdamaian usai menghadiri Pertemuan G7 di Jerman banyak mendapat reaksi dari publik Indonesia.
Mantan Wamenlu era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) Dino Patti Djalal menilai secara umum misi perdamaian Jokowi ke Ukraina dan Rusia belum terwujud.
Dino juga tidak melihat adanya terobosan dalam misi perdamaian Jokowi ke Ukraina dan Rusia tersebut.
Dino mengatakan dari segi misi perdamaian, kunjungan Presiden Jokowi tidak ada terobosan. Sebab, ujar dia, kalau misi perdamaian berarti konsep perdamaian diterima kedua pihak, baik dari Pemerintah Ukraina maupun Rusia.
Menanggapi Dino, Dubes Darmansjah Djumala menegaskan, dalam fatsun diplomasi, perdamaian setidaknya harus melalui tiga proses yakni komunikasi, penghentian kekerasan dan dialog.
Tiga tahapan proses itu sering dirujuk sebagai adab diplomasi. Dikatakan Djumala, yang pernah menjabat sebagai Dubes Indonesia untuk Austria dan PBB di Wina, pembicaraan dan negosiasi perdamaian tak akan bisa dimulai jika tidak ada komunikasi.
Sebab, jelas dia, dari komunikasi itulah kedua seteru bisa mengetahui posisi dan apa yang diinginkan oleh masing-masing pihak. Untuk itu dibutuhkan pihak ketiga untuk mediasi agar kedua pihak dapat berkomunikasi.
"Dengan mengadakan pertemuan empat mata dengan Zelensky dan Putin, Jokowi sejatinya sudah membuka pintu komunikasi," tuturnya.