Network
KABAR BANTEN - Mungkin bagi sebagian pekerja atau buruh yang hingga saat ini masih mencari tau dan menunggu Bantuan Subsidi Upah (BSU) yang tak kunjung cair, bisa jadi hal itu terjadi masalah.
Misalnya terkendala pada rekening pekerja atau buruh karena sudah tidak lagi aktif, atau bahkan terdapat kendala lainnya sehingga BSU belum tersalurkan dari Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) Republik Indonesia.
Mengutip dari akun instagram resmi @kemnaker, menyebutkan bila BSU pekerja atau buruh gagal tersalurkan, bisa jadi dikarenakan bermasalah pada rekening penerima bantuan.
Baca Juga: 7 Arti Memotong Kuku Berdasarkan Hari, Begini Penjelasannya Menurut Primbon Jawa
Maka, solusinya Kementerian Ketenagakerjaan memberikan solusi kepada penerima BSU atau pekerja untuk bisa mendapatkan haknya sebagai penerima bantuan subsidi dari Pemerintah Pusat.
Namun, hal tersebut harus dipastikan terlebij dahulu jika buruh atau pekerja merupakan penerima BSU dengan status notifikasi ditetapkan sebagai penerima BSU 2022.
Kemudian, setelah adanya status tersebut, BSU penerima tak kunjung cair hingga saat ini, ternyata bermasalah pada nomor rekening pekerja yang sudah tidak aktif atau tidak lagi valid.
Baca Juga: Ini 5 Khasiat Tempe, Nomor 2 Bikin Kaget
Langkah pertama yang diperlukan pekerja atau buruh penerima BSU 2022 adalah, melaporkan dan menyampaikan permasalahan tersebut kepada pihak perusahaan melalui HRD.
Kemudian, pekerja bisa meminta HRD untuk melakukan pemutakhiran atau perbaikan data rekening untuk diaktifkan kembali dan disampaikan kepada pihak BPJS Ketenagakerjaan.
Apabila pemutakhiran data tidak dapat dilakukan, maka penyaluran BSU 2022 akan dilakukan di PT Pos Indonesia di masing-masing wilayah terdekat.
Baca Juga: 10 Pertanyaan Asah Otak Tentang 12 Zodiak
Sekilas informasi, Kementerian Ketenagakerjaan telah menyalurkan BSU 2022 tahap pertama kepada 4,11 juta pekerja atau buruh di Indonesia, dan saat ini sedang dilakukan verifikasi dn validasi untuk penyaluran tahap kedua.
Penyaluran BSU 2022 tersebut dilakukan untuk menekan dampak inflasi dan menjaga daya beli masyarakat rentan, terlebih terjadinya kenaikan harga BBM bersubsidi yang dilakukan oleh Pemerintah Pusat.
Bantuan tersebut diberikan sebesar Rp600.000 kepada pekerja melalui Bank Himbara dan Bank Syariah Indonesia (BSI) khusus untuk wilayah Aceh.
Dengan target penerima sebanyak 14.639.675 pekerja di Indonesia yang mencapai alokasi dana sebesar Rp8,8 triliun dilakukan secara dua tahap. ***
