5 Tokoh Nasional Dianugerahi Gelar Pahlawan Nasional oleh Presiden Jokowi, Salah Satunya KH Ahmad Sanusi

- 8 November 2022, 18:28 WIB
KH Ahmad Sanusi salah satu tokoh nasional yang mendapat gelar Pahlawan Nasional.
KH Ahmad Sanusi salah satu tokoh nasional yang mendapat gelar Pahlawan Nasional. /Tangkapan layar/Instagram @ubsi_sukabumi

 

KABAR BANTEN - Sebanyak 5 tokoh nasional dianugrahi Pahlawan Nasional oleh Presiden Jokowi di istana negara dalam rangka Hari Pahlawan yang jatuh pada 10 November 2022.

Gelar Pahlawan Nasional tersebut diresmikan melalui Keputusan presiden RI Nomor 96 TK Tahun 2022 dan diterima oleh para ahli waris dari para tokoh yang sekaligus mewakili para penerima gelar dan penghargaan tersebut.

Dikutip kabanten.pikiran-rakyat.com dari akun instagram @mohmahfudmd, berikut 5 tokoh nasional yang dianugrahi gelar Pahlawan Nasional oleh Presiden Jokowi:

1. DR. dr. H. R. Soeharto dari Jawa Tengah

Ikhtisar Perjuangan

Keikutsertaan dalam menyelamatkan Bendera Pusaka Merah Putih, Pendirian Organisasi Ikatan Doktor Indonesia, Pendirian Organisasi Ikatan Dokter Indonesia, Pendidikan Organisasi Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI), Pembangunan Proyek Mercusuar dan Objek Vital Massa Presiden Soekarno (Pembangunan Departement Store Sarinah, Pembangunan Monumen Nasional dan Pembangunan Masjid Istiqlal), Pendirian Rumah Sakit Jakarta dan Pendirian Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia (PDKI).

Namanya diabadikan sebagai Gedung di Kantor Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia, salah satu jalan di Kab.Klaten memiliki ruang koleksi khusus memorabilia di Museum Joang 45

2. KGPAA Paku Alam VIII dari DJ Yogyakarto

Ikhtisar Perjuangan

Paku Alam Vill adalah raja dari Kadipaten Pakualaman (tahun 1937-1989). Sebagai raja, perjalanan hidup Paku Alam Vill tentunya penuh dengan kegiatan politik dan pemerintahan, tetapi juga bergerak di bidang olahraga. Keputusan yang strategis Paku Alam Vill adalah ketika la menyatakan bersekutu dengan Sultan Hamengkubuwono IX. Peristiwa yang terjadi masih di masa penjajahan Belanda mempunyai makna yang sangat strategis dalam perjalanan NKRI

3. KH Ahmad Sanusi dari Jawa Barat

Ikhtisar Perjuangan

K.H. Ahmad Sanusi adalah salah tokoh pendidikan yang secara tidak langsung melibatkan dirinya kepada politik kebangsaan. Namanya mulai menjadi perhatian penguasa kolonial ketika ia membela nama baik Sarekat Islam (SI) pada tahun 1915 ketika masih berada di Mekkah dalam tulisannya Nahratut I dharam. K.H.. Ahmad Sanusi masuk menjadi salah satu anggota BPUPK yang memasukkan konsep imamat (demokrasi) sebagai landasan bentuk pemerintahan indonesiayang akan dimerdekakan.

Sumbangan penting KH. Ahmad Sanusi selama perang kemerdekaan, adalah fatwanya yang menyebutkan bahwa DI/TI pimpinan Kartosuwiryo tidak Islami dan mengajak koum Islam di Jawa Barat untuk tetap berdiri di belakang NKRI, yang kemudian diikuti oleh sebagian besar kial dan pengikutnya di wilayah Prangan, termasuk di wilayah Garut yang menjadisarang DI/TI

4. dr. Raden Rubini Natawisastra dari Kalimantan Barat

Ikhtisar Perjuangan

Menjalankan misi kemanusiaan sebagai Dokter Keliling di daerah terpencil dan pendalaman Kalbar, tugas ini dilakukan dengan melayani penduduk tanpa membeda-bedakan status baik orang kaya maupun miskin. Memasuki bidang politik sejak masuk sebagai anggota Parindra pada tahun 1930-an dan terus berkembang gagasan dan tindakan melawan penjajah baik terhadap Belanda maupun Jepang. Sikap gigih melawan penjajah tersebut tak pernah goyah sampai ajal merenggut bersama sang istori Ny. Amelio Rubini karena dihukum mati oleh Jepang. Namanya diabadikan sebagai salah satu jalan dan rumah sakit di Kab. Mempawah, Kalimantan Barat.

5. Haji Salahuddin Bin Talabuddin dari Maluku Utara

Ikhtisar Perjuangan

Haji Salahuddin Bin Talabuddin telah mengabdi selama 32 tahun (1916-1948) melalui perjuangan organisasi SJ dengan semboyan perjuangan "Hidup Islam, Hidup Sarekat Islam, Hidup R Allahu Akbar". Semboyan tsb ditebusnya melalui pembuangan ke Sawahlunto tahun 1918-1925, pembuangan Nusa Kambangan tahun 1941, dan dipindahkan ke Boven Digul tahun 1942.

Namanya diabadikan sebagai nama Kelurahan di Kota Ternate, Markas Kompi D Raider 732, salah satu jalan di Kota Woda, dan nama Yayasan Pendidikan Haji di Kec. Patani Maluku Utara.

Demikianlah tokoh nasional yang dianugrahi gelar Pahlawan Nasional oleh Presiden Jokowi.***

 

Editor: Kasiridho

Sumber: Instagram @mohmahfudmd


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah