Pendataan Keluarga 2022, Kepala BKKBN Hasto Wardoyo: Jumlah Keluarga Indonesia Bertambah

- 20 Desember 2022, 07:38 WIB
Kepala BKKBN Hasto Wardoyo menyampaikan bahwa dalam pemuktahiran Pendataan Keluarga 2022, keluarga Indonesia bertambah.
Kepala BKKBN Hasto Wardoyo menyampaikan bahwa dalam pemuktahiran Pendataan Keluarga 2022, keluarga Indonesia bertambah. /Dokumen BKKBN

KABAR BANTEN - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) telah menyelesaikan Pemutakhiran Pendataan Keluarga 2022.

Dari hasil Pemutakhiran Pendataan Keluarga 2022 yang berlangsung dari bulan September hingga November 2022, ada penambahan jumlah keluarga Indonesia sebanyak 2.271.917 keluarga dalam satu tahun.

Sebelumnya, pada Pendataan Keluarga 2021 jumlah keluarga di Indonesia tercatat sebanyak 68.487.139 keluarga. Pada pemutakhiran pendataan keluarga 2022 menjadi 70.759.056 keluarga.

BKKBN berhasil memutakhirkan 35.309.446 dari 68.487.139 Data Keluarga Indonesia hasil Pendataan Keluarga 2021 dalam Pemutakhiran Pendataan Keluarga 2022.

Hal tersebut terungkap dalam Diseminasi Hasil Pemutakhiran Pendataan Keluarga 2022 dan Forum Data Stunting di Hotel Santika Premiere, BSD, Tangerang, Senin 19 Desember 2022.

“Produk data mikro hasil pemutakhiran pendataan keluarga ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai rujukan intervensi operasional di lapangan yang memberi keyakinan bahwa program yang dirancang dapat terdeliver secara cepat dan tepat pada keluarga yang membutuhkan,” kata Kepala BKKBN Dr. (H.C.) dr. Hasto Wardoyo Sp.OG (K).

Baca Juga: Percepatan Penurunan Stunting: Gotong Royong Bersama BKKBN, BPIP Libatkan Paskibraka Duta Pancasila Indonesia

Menurut Hasto, BKKBN berhasil memutakhirkan 35.309.446 dari 68.487.139 Data Keluarga Indonesia dalam pemutakhiran Pendataan Keluarga 2021.

"Pendataan keluarga dan pemutakhirannya memuat data by name by address yang dilengkapi dengan informasi karakteristik sosial ekonomi," ujar Hasto Wardoyo.

Ia mengungkapkan, pemutakhiran pendataan keluarga memiliki tiga tujuan, pertama meningkatkan cakupan dan kualitas data keluarga by name by address hasil pendataan keluarga 2021.

Kedua, menyediakan data operasional di lini lapangan serta data perhitungan indikator kependudukan, keluarga berencana, dan pembangunan keluarga.

"Ketiga, kepentingan perencanaan, pengambilan kebijakan, analisis dan intervensi program pembangunan berbasis keluarga termasuk penghapusan kemiskinan ekstrem dan percepatan penurunan stunting," ujar Hasto Wardoyo.

Baca Juga: Percepatan Penurunan Stunting, Plt Kepala BKKBN Banten: Diperlukan Perencanaan hingga Koordinasi antarInstansi

Pj Gubernur Banten yang dalam kesempatan tersebut diwakili oleh Asisten Administrasi Umum Sekretariat Daerah Provinsi Banten, Deni Hermawan menyampaikan bahwa penanganan stunting merupakan salah satu program prioritas Pemerintah Provinsi Banten yang termasuk didalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) 2024, dimana Penduduk sebagai modal dasar dan faktor dominan dalam pembangunan berkelanjutan.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Banten, jumlah penduduk di Provinsi Banten terus mengalami peningkatan dari 11,24 juta pada tahun 2012 menjadi 12,96 juta jiwa pada tahun 2019.

Meskipun terjadi peningkatan jumlah penduduk, namun laju pertumbuhan penduduk di Provinsi Banten sendiri mengalami penurunan dari 2,33 persen pada tahun 2012 menjadi 1,87 pada tahun 2019.

Kemudian jika dilihat dari struktur umur jumlah penduduk Provinsi Banten berdasarkan hasil Proyeksi BPS, pada tahun 2020 mencapai 13,16 juta jiwa.

Ia mengatakan, pembangunan kependudukan, merupakan langkah penting dalam mencapai pembangunan berkelanjutan. Penduduk sebagai modal dasar dan faktor dominan pembangunan harus menjadi titik sentral dalam pembangunan berkelanjutan.

Jumlah penduduk yang besar dengan kualitas rendah dan pertumbuhan cepat akan memperlambat tercapainya kondisi yang ideal antara kuantitas dan kualitas penduduk dengan daya dukung dan daya tampung lingkungan.

"Maka dari itu, salah satu upaya yang telah dan dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Banten dalam mengendalikan jumlah penduduk dan meningkatkan kualitas penduduk adalah melalui Program Keluarga Berencana," ucapnya.

Baca Juga: Percepatan Penurunan Stunting & Kemiskinan Ekstrem, Pemprov hingga BKKBN Salurkan Bantuan di Pulau Tunda

Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) Tahun 2021, prevalensi stunting di Provinsi Banten berada pada angka 24,5 persen.

"Pemprov Banten telah menetapkan target penurunan stunting pada tahun 2022 menjadi 23,6 persen menjadi 19,25 persen pada tahun 2023, dan pada tahun 2024 menjadi 14 persen sesuai target Pemerintah Pusat,” ucap Deni.

Menurut dia, Pemerintahan Povinsi Banten dalam upaya percepatan penurunan stunting dan pengentasan kemiskinan ekstrim telah dilakukan secara terpadu, baik itu dengan Pemeritahan Provinsi, Pemerintahan Daerah, Instansi vertikal, BMUN maupun perusahanan Swasta.

"Kami minta seluruh perangkat daerah bidang Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana agar secara seksama mengikuti arahan-arahan dari Pusat dan mampu mengiimplementasikan dalam Program Bangga Kencana di seluruh daerah di Provinsi Banten,” ujar Deni.

Baca Juga: TMKK Awards 2022: Korem 064 MY Serang Terbaik, Plt Kepala BKKBN Banten: Banten Juara 2 Capaian Pelayanan KB

Sementara itu, Plt. Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Banten, dr. Nurizky Pemanajati menyampaikan bahwa hasil pemutakhiran Pendataan Keluarga 2022 ini nantinya akan menjadi basis data yang pemanfaatannya digunakan untuk kepentingan perencanaan.

Kemudian, pengambilan kebijakan, analisis dan intervensi program pembangunan berbasis keluarga, khususnya terkait dengan program penghapusan kemiskinan ekstrim maupun program percepatan penuruan stunting.

"Dengan kualitas hasil pemuktahiran Pendataan Keluarga 2022 yang baik dan pemanfaatan yang tepat guna serta tepat, kita optimis bahwa di tahun 2024 angka stunting bisa turun menjadi 14 persen," ujarnya.***

 

Editor: Kasiridho


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah