“Kita negara sahabat yang saling menghormati, dan kita sudah punya sejarah sejak zaman Uni Soviet. Kita banyak dibantu. Semoga ini akan menjadi hubungan baik antara Indonesia dan Rusia, bukan hanya negaranya, tetapi juga rakyatnya,” ujarnya.
Chriswanto berharap kegiatan tersebut dapat mendorong LDII untuk terus berkontribusi dengan jangkauan yang lebih luas.
“Ini sudah beberapa kali diundang, dan semoga ini menambah peningkatan bagi LDII. LDII harus semakin menunjukan jati diri, hingga bisa berkontribusi untuk dunia,” ucapnya.
Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Lyudmila Vorobyeva berharap kehadiran para tokoh tersebut, menjadi momentum untuk memperkuat hubungan bilateral antara Indonesia dan Rusia.
Ia mengatakan antara Rusia dan Indonesia sejatinya sudah lama memiliki jalinan hubungan yang erat.
Untuk itu pihaknya berharap, dapat mendorong perluasan kerja sama yang saling menguntungkan.
“Saya berharap dan yakin bahwa hubungan dan kerja sama antara Indonesia dan Rusia yang telah terjalin beberapa decade, semakin mempererat persahabatan di antara dua negara,” ujarnya.
Bahkan, Lyudmila mengungkapkan pemerintah Rusia akan mendirikan monumen Presiden Indonesia yang pertama, Soekarno, di Taman Seni Museum Moskow, sebagai langkah mempererat hubungan bilateral antara Indonesia dan Rusia.
“Dan dengan senang hati saya mengumumkan bahwa dalam waktu dekat, monumen Presiden Indonesia yang pertama akan didirikan di Moskow,” tuturnya.
Menteri Kesehatan RI, Budi Gunawan Sadikin mengungkapkan, hubungan yang terjalin antara Rusia dan Indonesia bukan hanya hubungan formal diplomatik, namun sudah merambah hingga hubungan bisnis, sosial, bahkan emosional.