1549852

Puncak Peringatan Harganas 2023, Kepala BKKBN Hasto Wardoyo Ungkap 4 Tantangan Penting Dihadapi Indonesia

- 6 Juli 2023, 21:32 WIB
Kepala BKKBN Hasto Wardoyo saat menyampaikan laporan kegiatan pada puncak peringatan Hari Keluarga Nasional atau Harganas 2023 yang digelar di Kabupaten Banyuasin Sumatera Selatan, Kamis 6 Juli 2023.
Kepala BKKBN Hasto Wardoyo saat menyampaikan laporan kegiatan pada puncak peringatan Hari Keluarga Nasional atau Harganas 2023 yang digelar di Kabupaten Banyuasin Sumatera Selatan, Kamis 6 Juli 2023. /

KABAR BANTEN - Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional atau BKKBN Hasto Wardoyo menyampaikan bahwa ada empat (4) tantangan yang dihadapi Indonesia. 

Hal tersebut diungkapkan Kepala BKKBN Hasto Wardoyo pada acara puncak peringatan Hari Keluarga Nasional atau Harganas 2023 di Kabupaten Banyuasin Sumatera Selatan, Kamis 6 Juli 2023, dan dihadiri Waki Presiden Republik Indonesia atau Wapres KH Ma'ruf Amin.

Hasto Wardoyo menyampaikan bahwa ada dua (2) amanah yang diberikan negara kepada BKKBN yaitu pertama menjaga pertumbuhan penduduk seimbang dan kedua mewujudkan keluarga berkualitas dan didalamnya ada percepatan penurunan stunting. 

Di bidang kependudukan, kata dia, Indonesia saat ini mengalami titik balik karena program keluarga berencana atau KB yang selama ini sudah sukses mengantarkan total fertility rate atau angka rata-rata perempuan Indonesia melahirkan anak yakni di angka 2,14. 

"Ini adalah kesuksesan atas dukungan semua pihak. Sehingga tantangan tidak lagi terfokus pada pengendalian kuantitas penduduk untuk mencegah ledakan penduduk dan menekan jumlah kelahiran," ujar Hasto Wardoyo.

Baca Juga: Temu Mupen Jawara Pelayanan KIE KB Harganas 2023, BKKBN Banten Raih Penghargaan Pelayanan KB MKJP Terbanyak

Hasto Wardoyo mengungkapkan, ada tantangan-tantangan penting yang dihadapi Indonesia berikutnya, yakni pertama kesenjangan. 

"Sebagian provinsi rata-rata jumlah anaknya masih cukup besar akan tetapi sebagian provinsi seperti DKI Jakarta, Bali, Jawa Tengah, Jawa Timur, Yogyakarta dan Sulawesi Utara, total fertility rate-nya sudah di bawah 2,1," ujarnya.

Kemudian yang kedua, bagaimana meningkatkan kualitas keluarga, dalam hal ini fokus pada percepatan penurunan stunting sebagai salah satu indikator yang penting. Maka, peringatan Hari Keluarga Nasional atau Harganas 2023 mengusung tema "Menuju Keluarga Bebas Stunting untuk Indonesia Maju". 

Hasto Wardoyo menyampaikan bahwa di bidang pembangunan keluarga, kita harus bisa mewujudkan keluarga berkualitas dengan indikator indeks pembangunan keluarga atau ibangga yaitu keluarga yang tentram, mandiri dan bahagia.

"Kualitas keluarga adalah pondasi kualitas suatu bangsa. Bapak Presiden memberikan arahan dalam rakernas BKKBN agar pembangunan dimulai dari keluarga," ucapnya. 

Baca Juga: Harganas 2023: Provinsi Banten Raih 6 Penghargaan Program Bangga Kencana BKKBN

Hasto Wardoyo menyampaikan bahwa tantangan yang dihadapi bukan lagi mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera, namun di era transformasi digital ini bagaimana keluarga bisa menjalankan 8 fungsi keluarganya dan mampu tetap menjaga kesinambungan nilai-nilai luhur bangsa yang tetap bisa diajarkan oleh para orangtua kepada anak-anaknya melalui keluarga. 

Kemudian yang ketiga, tren usia nikah. Usia nikah juga menjadi tantangan penting.

"Arahan Bapak Wapres kalau sudah siap nikah jangan ditunda-tunda itu adalah hal yang penting karena kalau terlalu tua juga menumbuhkan resiko lahirnya anak-anak stunting. Jadi, usia ideal untuk hamil dan melahirkan adalah 20 sampai 35 tahun," ujar Hasto Wardoyo.

Tantangan yang keempat adalah adanya perceraian dan broken home serta remaja dengan gangguan mental emosional yang relatif meningkat. 

Baca Juga: Kepala BKKBN: Anak Stunting Dipengaruhi Orangtua Perempuan, Calon Pengantin Jadi Sasaran Pencegahan dari Hulu

Hasto Wardoyo mengatakan, kualitas penduduk dan kualitas keluarga memegang peranan penting dalam pemanfaatan kesempatan untuk bonus demografi yang harus ditransformasikan menjadi bonus kesejahteraan. 

"Celah bonus demografi, window oportunity, secara teoritis akan menutup di tahun 2035. Kesempatan ini harus bisa dimanfaatkan melalui percepatan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) dan salah satu faktor penentunya adalah penurunan stunting," ucapnya. 

Hasto Wardoyo mengungkapkan, Indonesia mengalami tren penurunan stunting dengan prevalensi yang cukup signifikan dari tahun ke tahun dan berdasarkan data SSGI tahun 2022, tercatat angka stunting sebesar 21,6 persen. 

"Kita harus terus bekerja keras dan gotong royong sesuai arahan Bapak Wapres sebagai Ketua Tim Pengarah Percepatan Penurunan Stunting untuk menuju angka 14 persen di tahun 2024," ujarnya.***

 

Editor: Kasiridho


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah