Pemerintah Targetkan Pengangguran Terbuka dan Kemiskinan Bisa Ditekan, Ini Kisarannya

- 17 Agustus 2023, 06:47 WIB
Presiden Jokowi saat menyampaikan pidato kenegaraan HUT ke 78 RI di Senayan Jakarta, Rabu 16 Agustus 2023.
Presiden Jokowi saat menyampaikan pidato kenegaraan HUT ke 78 RI di Senayan Jakarta, Rabu 16 Agustus 2023. /Tangkapan layar/YouTube Sekretariat Presiden

KABAR BANTEN - Presiden Joko Widodo mengatakan pemerintah menargetkan angka pengangguran terbuka dan kemiskinan bisa ditekan pada tahun 2024.

Upaya menekan angka pengangguran dan kemiskinan ini dilakukan melalui pengelolaan fiskal secara kuat, disertai dengan efektivitas dalam mendorong transformasi ekonomi dan perbaikan kesejahteraan rakyat pada tahun 2023.

Presiden Jokowi berharap tingkat pengangguran terbuka tahun 2024 dapat ditekan dalam kisaran 5,0 persen hingga 5,7 persen, angka kemiskinan dalam rentang 6,5 persen hingga 7,5 persen, rasiogini dalam kisaran 0,374 hingga 0,377, serta Indeks Pembangunan Manusia dalam rentang 73,99 hingga 74,02.

Baca Juga: Sering Dapat Cacian dan Ejekan di Medsos, Jokowi Singgung Budaya Santun dan Budi Pekerti Luhur yang Luhur

“Nilai Tukar Petani (NTP) dan Nilai Tukar Nelayan (NTN) juga ditingkatkan untuk mencapai kisaran masing-masing 105 sampai dengan 108 dan 107 sampai dengan 110,” ucap Presiden Jokowi dilansir Kabar Banten dari laman presisenri.go.id.

Presiden menyampaikan hal itu dalam pidato tentang Penyampaian Keterangan Pemerintah atas Rancangan Undang-Undang (RUU) APBN Tahun Anggaran 2024 beserta Nota Keuangannya pada Rapat Paripurna Pembukaan Masa Persidangan I DPR RI Tahun Sidang 2023-2024 yang digelar di Gedung Nusantara MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, pada Rabu, 16 Agustus 2023.

Jokowi mengatakan arsitektur Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2024 harus mampu merespons dinamika perekonomian, menjawab tantangan dan mendukung agenda pembangunan, serta kesejahteraan secara optimal.

Baca Juga: Presiden Jokowi Pakai Baju Adat Tanimbar di Pidato Kenegaraan HUT RI, Ini Baju Adat yang Dipakai Sejak 2017

Selain itu, APBN juga harus dapat mempercepat transformasi ekonomi, menjaga momentum pertumbuhan ekonomi yang berkualitas, inklusif, dan berkelanjutan, melindungi daya beli masyarakat dari guncangan, serta menjaga agar postur APBN tetap sehat dan berkelanjutan dalam jangka menengah-panjang.

“APBN tahun 2024 didesain untuk menjawab tantangan saat ini sekaligus di masa yang akan datang, maka kebijakan APBN tahun 2024 diarahkan untuk ‘Mempercepat Transformasi Ekonomi yang Inklusif dan Berkelanjutan’,” ujar Presiden.

Dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) Tahun 2024, Presiden menjelaskan bahwa pemerintah merencanakan pendapatan negara sebesar Rp2.781,3 triliun.

Baca Juga: Polusi Udara di Jabodetabek Memburuk, Jokowi: Indeks Kualitas Udara di DKI Jakarta di angka 156

Pendapatan negara tersebut terdiri atas penerimaan perpajakan Rp2.307,9 triliun, penerimaan negara bukan pajak (PNBP) sebesar Rp473 triliun, serta hibah sebesar Rp0,4 triliun.

Selain itu, pemerintah juga mengalokasikan belanja negara sebesar Rp3.304,1 triliun yang terdiri atas belanja pemerintah pusat sebesar Rp2.446,5 triliun dan transfer ke daerah sebesar Rp857,6 triliun.

“Keseimbangan primer negatif Rp25,5 triliun didorong bergerak menuju positif. Defisit anggaran sebesar 2,29 persen PDB atau sebesar Rp522,8 triliun,” ujar Presiden.

Jokowi juga berharap pembahasan RAPBN tahun 2024 tersebut dapat dilakukan secara konstruktif. Hal tersebut penting dilakukan dalam rangka mewujudkan cita-cita Indonesia Maju.

“Besar harapan kami, pembahasan RAPBN tahun 2024 dapat dilakukan secara konstruktif demi mewujudkan Indonesia Maju, berdasarkan Pancasila dan UUD 1945,” tutur Presiden.***

Editor: Maksuni Husen

Sumber: presidenri.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah