Network
KABAR BANTEN - Pemerintah melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) telah menyiapkan sejumlah langkah untuk mengatasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Saat ini sejumlah provinsi di Indonesia menjadi titik rawan terjadinya karhutla.
Mengutip laman resmi Sekretariat Kabinet, Menteri LHK Siti Nurbaya mengatakan karhutla terjadi di sejumlah provinsi di Indonesia. Hal ini merupakan dampak dari fenomena El Nino.
“Kita sekarang ini sejak tanggal 28 September sedang berjibaku di Sumatera Selatan, di Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, sambil juga memonitor yang di Riau, Jambi dan lain-lain,” ujar Siti Nurbaya usai mengikuti rapat terbatas (ratas) di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa 3 Oktober 2023.
Siti Nurbaya mengatakan pemerintah akan melakukan pemadaman dan teknik modifikasi cuaca (TMC) sebagai langkah untuk mengatasi karhutla.
Selain itu, ia memastikan tidak ada pencemaran asap lintas batas atau transboundary haze ke negara tetangga. Hal ini untuk menjawab kekhawatiran atas dampak karhutla yang terjadi di provinsi-provinsi yang berbatasan dengan negara-negara tetangga.
"Sejauh ini tidak ada transboundary haze ke Malaysia. Jadi kalau dibilang bahwa di Malaysia tidak ada hotspot, kalau lihat datanya citra satelitnya di sana juga (tidak) ada,” kata Siti Nurbaya.
Siti Nurbaya juga menjelaskan, per 2 Oktober 2023, terdapat 6.659 titik panas (hotspot) dengan peluang 80 persen menjadi titik api atau fire spot.
“Areal yang terbakar sudah terekam 267 ribu hektare dan perkiraan saya dengan situasi bulan September kemarin dan Oktober, kelihatannya masih akan bertambah,” jelas Siti Nurbaya.
Sementara itu, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto mengatakan bahwa BNPB telah melaksanakan operasi darat maupun udara untuk mengatasi karhutla. Suharyanto menjelaskan terdapat enam provinsi yang menjadi prioritas penanganan karhutla.
