Rahasia Rumah Adat Suku Sunda yang Tahan Gempa, Rumah Panggung Konsep Arsitektur dari Karuhun

- 18 Oktober 2023, 11:00 WIB
Ilustrasi terkait rahasia rumah adat Suku Sunda yang tahan gempa.
Ilustrasi terkait rahasia rumah adat Suku Sunda yang tahan gempa. /Tangkapan layar/YouTube Bujang Gotri

KABAR BANTEN - Mengupas bentuk dan fungsi rumah panggung atau rumah adat Suku Sunda yang anti gempa memakai teknik peninggalan Karuhun.

 

Apa yang dimaksud rumah adat Suku Sunda dan fungsinya sering dijadikan bentuk identitas dari sebuah suku atau daerah.

Ciri khas rumah panggung atau rumah adat Suku Sunda tersebut mengandung nilai-nilai filosofis serta budaya.

Baca Juga: Bank Padi atau Leuit, Lumbung Padi Bank Tradisional Suku Baduy dan Masyarakat Sunda

Di Indonesia sendiri terdiri sekitar 300 suku bangsa dengan keberagaman budaya dan adat istiadat nya.

Salah satu bukti dari identitas yang masih dipertahankan sampai saat ini dari masing-masing suku adat adalah rumah panggung atau rumah adat tradisional.

Salah satu dari sekian banyak bentuk dari rumah adat tradisional yaitu rumah panggung, rumah panggung hampir ada di seluruh daerah yang ada di Indonesia, khusus untuk daerah pegunungan seperti daerah Jawa Barat dan Banten atau wilayah suku Sunda.

Penasaran apa rahasia rumah adat Suku Sunda atau rumah panggung yang tahan gempa?

Berikut informasi Sebagaimana dikutip Kabar Banten dari YouTube Bujang Gotri.

Menurut pandangan para Karuhun atau para leluhur Suku Sunda bangunan rumah adat Sunda bukan hanya sebagai tempat tinggal saja namun dalam pembangunan nya harus melalui proses perhitungan dan pertimbangan dari berbagai aspek.

Salah satunya dari sisi spiritual, kenyamanan dan keselamatan bagi penghuni rumah.

Terdapat beragam rumah adat Suku Sunda yang dipengaruhi oleh perbedaan adat istiadat pada masing-masing daerah.

Namun secara umum bentuk dasar dari rumah adat Suku Sunda tersebut sama saja yaitu berbentuk rumah panggung.

Menurut para leluhur atau Karuhun Suku Sunda arsitektur rumah panggung atau rumah adat Suku Sunda adalah salah satu bentuk penghormatan bagi orang yang telah meninggal dunia agar tidak berada di jajaran yang sama dengan pemakaman.

Begitupun pemahaman lainya menyebutkan penggunaan rumah adat Suku Sunda yaitu rumah panggung yang berlataikan bambu atau kayu dan beratapkan injuk atau jerami menandakan bahwa orang yang masih hidup tidak boleh tinggal di antara tanah yang berlantai dan beratapkan bahan yang terbuat dari tanah seperti orang yang sudah meninggal dunia.

Penggunaan material dalam pembuatan rumah adat Suku Sunda atau rumah panggung hampir keseluruhan komponen nya berasal dari alam khas pegunungan.

Dengan memanfaatkan bahan-bahan yang ada di alam sekitar seperti bambu, kayu, akar, injuk dan pelepah daun kelapa.

Secara umum rancangan arsitektur rumah adat Suku Sunda atau rumah panggung tradisional Suku Sunda sangat menyatu dengan alam.

Sebagaimana ajaran hidupnya orang Suku Sunda yang menjadikan alam sebagai refresetasi Tuhan.

Sampai saat ini belum diketahui secara pasti kapan terciptanya rumah panggung atau rumah adat Suku Sunda pertama kali muncul.

Namun jika melihat sisa-sisa peradaban Suku Sunda yang masih lestari hingga saat ini seperti di kawasan kampung adat Kanekes atau Baduy dan kawasan adat Sunda di Cipta Gelar.

Kemungkinan besar keberadaan rumah adat Suku Sunda atau rumah panggung khas orang Sunda sudah ada sejak dari zaman kerajaan Pajajaran atau mungkin juga zaman masa kerajaan Tarumanegara.

Baca Juga: Tahu kah Kamu? 3 Bahasa Manusia Kuno yang Menjadi Misteri dan Belum Bisa Diterjemahkan Hingga Saat Ini

Rumah panggung atau rumah adat Suku Sunda memiliki banyak istilah sesuai denah di dalamnya.

Istilah-istilah tersebut ada yang masih digunakan dan ada pula yang sudah tidak digunakan lagi pada rumah panggung saat ini.

Untuk rumah adat Suku Sunda bagian depan dinamakan tepas yang fungsinya mirip seperti teras dan ruang tamu yang di khususkan untuk laki-laki saja, hal tersebut sebagai bentuk penghormatan pada tamu juga mencegah tamu masuk keruangan lain dimana terdapat wanita dan segala bentuk rahasia atau privasi si pemilik rumah.

Yang berikutnya rumah adat Suku Sunda dibagian tengah dinamakan Imah yang fungsinya sebagai ruang keluarga yang dibatasi oleh bilik disetiap sekatnya.

Pada salah satu bagian tengah Imah ada yang disebut jobog yang juga digunakan sebagai tempat penyimpanan seperti halnya gudang.

Ada juga ruangan yang disebut pangkeng yang berfungsi sebagai tempat istirahat seperti kamar, adapun pangkeng untuk orangtua biasanya berada di belakang sedanga untuk anak-anak berada di depan.

Hal tersebut dimaksudkan agar orangtua dapat mengawasi dan menjaga anaknya ketika malam hari.

Yang selanjutnya bagian tukang Imah yang fungsinya diperuntukkan khusus bagi perempuan, di dalamnya terdapat Pawon atau dapur dan juga goah yang posisinya berada disebelah dapur, goah sendiri merupakan ruangan khusus untuk penyimpanan bahan makanan pokok dan dalam aturannya tidak boleh dimasuki oleh laki-laki.

Selain dari fungsi sebagai tempat tinggal rumah adat Suku Sunda atau rumah panggung juga merupakan bagian dari rasa semangat dan konsepsi jiwa masyarakat Sunda yang berkonsep pada Tritangtu.

Tritangtu merupakan palsafah hidup kepercayaan Suku Sunda yang secara garis besar diyakini adanya kekuatan lain selain kekuatan diri, yakni kekuatan alam semesta yang kemudian diterapkan kedalam bentuk arsitektur rumah adat Suku Sunda atau rumah panggung.

Pengunjung arsitektur rumah panggung atau rumah adat Suku Sunda dalam berbagai penelitian ternyata para Karuhun atau orang-orang terdahulu dalam pembuatan bentuk rumah panggung telah disesuaikan dengan kondisi alam Sebagaimana untuk daerah pegunungan yang memiliki kontur tanah naik turun dengan risiko bahaya yang sangat besar seperti serangan binatang buas dan bencana alam seperti gempa bumi dan banjir.

Dengan adanya rumah bentuk panggung atau rumah adat Suku Sunda menggunakan bahan-bahan dari alam seperti bambu dan kayu kemungkinan besar akan terhidar dari risiko bahaya serangan binatang buas serta bencana alam.

Hal tersebut banyak mendapat respon positif dari para ahli arsitektur yang telah meneliti akan ketahanan bangunan rumah panggung atau rumah adat Suku Sunda yang tahan terhadap guncangan gempa.

Ketahanan rumah panggung atau rumah adat Suku Sunda terhadap gempa bumi telah teruji dari masa ke masa.

Dan bahkan telah terbukti pada bencana gempa bumi yang baru-baru ini terjadi di Cianjur rumah adat atau rumah panggung yang dengan konsep arsitektur dari karuhun tahan gempa.

Baca Juga: Membongkar Modus Baduy Palsu! Inilah Ciri-ciri Suku Baduy Asli

Ada beberapa rumah panggung milik warga yang masih tetap berdiri meski mengalami sedikit kerusakan namun jika dibandingkan dengan bangunan tembok lainnya dengan bentuk modern mereka mengalami kerusakan jauh lebih besar dan sangat parah, bahkan banyak yang hancur rata dengan tanah.

Dengan demikian tentu saja para Karuhun atau para leluhur sudah jauh-jauh hari mewariskan dalam bentuk adat dan budaya untuk kita semua, yang ternyata didalamnya terkandung makna lain yang bertujuan untuk keselamatan jiwa.

Itulah rahasia arsitektur rumah adat Sunda atau rumah panggung yang anti gempa hasil konsep Karuhun atau para leluhur, semoga informasi ini bermanfaat.***

 

Editor: Yandri Adiyanda

Sumber: YouTube Bujang Gotri


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah