Jelang Olimpiade Tokyo 2020: Begini Persiapan Tunggal Putra Indonesia Buyarkan Mimpi Jepang Sapu Medali Emas

5 Juni 2021, 17:07 WIB
Tunggal putra Indonesia Jonatan Christie mendengarkan instruksi pelatih saat latihan di Pelatnas Cipayung Jumat 3 Juni 2021 /PBSI/Twitter@INABadminton/

KABAR BANTEN - Sektor tunggal putra Indonesia meloloskan dua pemainnya di cabang bulu tangkis Olimpiade Tokyo 2020 pada 23 Juli sampai 8 Agustus 2021 mendatang.

Dua tunggal Indonesia yang lolos Olimpiade Tokyo 2020 yakni Anthony Sinisuka Ginting dan Jonatan Christie.

Dua pemain tunggal putra Indonesia sedang mempersiapkan diri menjelang Olimpiade Tokyo 2020.

Baca Juga: Carolina Marin Absen di Olimpiade Tokyo 2020 Karena Cedera, Begini Reaksi Pebulu Tangkis Dunia

Capain prestasi tunggal putra Indonesia di cabang bulu tangkis Olimpiade cukup bagus yakni emas Olimpiade Barcelona 1992 yang diraih Alan Budi Kusumah dan Taufik Hidayat pada Olimpiade Athena 2004.

Namun sejak Olimpiade Beijing 2008 hingga Olimpiade Rio de Janaeiro 2016, tunggal putra Indonesia tak pernah lagi meraih emas.

Kini menghadapi Olimpiade Tokyo 2020, harapan muncul pada dua andalan Indonesia yakni Anthony Sinisuka Ginting dan Jonatan Christie.

Baca Juga: PBSI Urungkan Protes ke BWF, Hafiz-Gloria Legowo Gagal Lolos Olimpiade Tokyo 2020

Dua andalan Indonesia pada Asian Games 2018 di Jakarta menorehkan pretasi bagus. Ginting sampai ke perempatfinal, sedangkan Jonatan mampu menggondol emas.

Peluang dua tunggal putra Indonesia terbuka dilihat dari prestasi selama ini.

Baik Ginting maupun Jonatan bsia bersaing. Hanya saja, mental dan konsistensi permainan sering menjadi rintangan.

Baca Juga: BWF Tutup Proses Kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020, Indonesia Loloskan 7 Wakil, Cina dan Jepang 9 Wakil

Tim bulutangkis Indonesia yang meloloskan tujuh wakil juga sudah bersiap menyambut gelaran tersebut. Persiapan terus dikebut, baik secara teknis yang berkaitan dengan pelatihan atlet maupun nonteknis yang bersifat administratif.

Kepala pelatih tunggal putra Pelatnas PBSI, Hendry Saputra Ho, mengungkapkan dirinya tidak melihat terlalu banyak kekurangan yang ada pada anak asuhannya.

Dia hanya fokus pada peningkatan teknik dan mental di program latihannya ini.

Baca Juga: Menatap Olimpiade Tokyo 2020: Greysia-Apriyani di Tengah Hegemoni Pasangan Jepang, Cina dan Korea

"Sebenarnya kalau kekurangan tidak banyak. Mereka ini sudah berada di level yang sekarang kan sudah lama. Dan saya tahu standar kualitasnya. Hanya ada tingkat yang tidak maksimal, mungkin dari pikiran dan mental dengan kondisi seperti ini akibat jarang bertanding. Jadi kalau saya lihat bagaimana membuat tekniknya bisa lebih safe, lebih konsisten, dan lebih fokus untuk menerapkan pola main yang benar," jelas Hendry dikutip KabarBanten.com dari laman resmi PBSI, badmintonindonesia.org.

Menurut Hendry, PBSI sendiri sudah menyiapkan pertandingan simulasi sebagai ajang pemanasan para atlet yang akan berlaga di Olimpiade Tokyo 2020 pada 18-19 Juni di Pelatnas Cipayung. Untuk format simulasi akan segera diumumkan.

Baca Juga: Olimpiade Tokyo 2020: Dua Emas Diharapkan dari Bulu Tangkis, Ini Prediksinya

Persiapan dari Pelatnas Cipayung memberikan respon atas pandangan BWF pada Jumat 3 Juni 2021.

Dalam laman resminya BWF menuliskan peluang Jepang menyalu bersih medali emas Olimpiade Tokyo 2020 sebagaimana ditorehkan Cina pada Olimpiade London 2012 atau Olimpiade Beijing 2008 yang meraih tiga medali emas.

BWF memaparkan kekuatan Jepang di Olimpiade seperti tunggal putra Kento Momota, tunggal putri Nozomi Okuhara dan Akane Yamaguchi, ganda putra Hiroyuki Endo-Yuta Watanabe, ganda putri Yuki Fukusima-Sayaka Hirota dan ganda campuran Yuta Watanabe-Arisa Higashino.

Baca Juga: Owi-Butet Bongkar Rahasia, Bekal Bagi Praveen-Melati Hadapi Olimpiade Tokyo 2020

"Jepang konsisten di semua lima kategori selama beberapa tahun terakhir. Namun, dapatkah Jepang meningkatkan performa Cina di kandang sendiri di Beijing 2008, di mana tuan rumah memenangkan tiga medali emas, sementara tampil di empat final? Mengingat rekam jejak para kontestan Jepang, sapuan lima emas – seperti yang dicapai China di London 2012 – adalah mungkin," tulis BWF.

Kento Momota, tulis BWF, juara dunia dua kali itu dianggap sebagai pemain yang berpeluang besar meraih emas.

Kemampuannya untuk bermain bulu tangkis tanpa kesalahan dalam waktu yang lama, dan ketepatan serta keahliannya, telah membuatnya membangun dominasi dalam waktu lama di turnamen BWF dan memenangkan setiap gelar yang penting. ***

Editor: Maksuni Husen

Sumber: badmintonindonesia.org BWF Badminton

Tags

Terkini

Terpopuler