KABAR BANTEN - Federasi bulutangkis dunia BWF mengirim surat permintaan maaf kepada Kementerian Pemuda dan Olah raga (Kemenpora).
Namun, permintaan maaf itu ditanggapi pemain dengan reaksi yang mengejutkan.
Pemain ganda putra Marcus Fernaldi Gideon mengatakan permasalahan yang dihadapi Indonesia di All England 2021 harus diperjelas.
"Kita juga pertandingannya sudah mulai sedikit, persiapan buat olimpic (olimpiade Tokyo 2021)," kata Marcus Fernaldi Gideon, dikutip KabarBanten.com dari keterangan pers di YouTube Kemenpora RI.
Baca Juga: Jepang Kena Imbas Kekecewaan terhadap BWF, Raih Empat Gelar All England 2021 tapi Diragukan Netizen
Marcus khawatir BWF lepas tangan, dan tinggal kirim surat permintaan maaf saja beres lalu masalah selesai.
"Takutnya nanti ada apa-apa di jalan, BWF lepas tangan lagi di jalan. Tinggal minta maaf, terus beres gitu aja," kata Marcus.
Marcus berharap ada pertanggung jawabannya bagaimana.
Baca Juga: Indonesia 'Didepak' dari All England 2021, Ketua PBSI Kota Cilegon Sebut Ada Hal Ganjil
Dalam pandangan Marcus, kejadian di All England sangat terlihat ketidakadilannya.
"Gak segampang itu, saya minta maaf, salah, trus udah beres gitu aja," kata Marcus.
Hal itu dipertegas pemain ganda putri Greysia Polii bahwa bentuk tanggung jawab yang dituntut pemain dari BWF adalah responnya sebagai pelindung.
Dalam pandangan Greysia Polii, BWF seperti bukan organisasi dunia bulutangkis yang seharusnya bertindak sebagai pelindung para pemain.
"Ok kita hormati, kita patuhi NHS sebagai badan otoritas kesehatan Inggris. Tapi BWF harus bertanggung jawab, responnya awal seperti tindakan mengeluarkan dari hall," kata Greysia Poli.
Greysia Poli sangat menyesal tindakan BWF yang searah tanpa ada komunikasi dahulu dengan badminton Indonesia atau tim manajer terlebih dahulu.
Baca Juga: Jegal Indonesia, Tuan Rumah Inggris Rontok di All England, Minions Cs Langsung Cabut
"Mereka melakukannya searah. Ke depan, itu BWF harus jaga-jaga, harus dua arah. Mereka itu berada di tengah-tengah. Ada NHS yang harus mereka patuhi, dan ada kami yang harus dilindungi," katanya.***