Sementara Torino bergerak menjauhi ancaman degradasi, kini berjarak tiga poin dari zona merah dengan masih menabung satu laga, Parma justru harus menerima vonis turun kasta, tiga tahun setelah mereka kembali ke Serie A.
Dilansir dari ESPN, Parma dikenal sebagai salah satu tim yang disegani di liga Italia pada era 1990-an.
Baca Juga: Rayakan Inter Milan Juara Liga Italia, Romelu Lukaku Rela Lakukan Aksi Ini di Jalanan
Namun mengalami kejatuhan setelah dua kali dinyatakan bangkrut pada 2004 dan 2015.
Menyusul kebangkrutan kedua, Parma tidak butuh waktu lama untuk bangkit.
Klub yang bermarkas di Ennio Tardini itu langsung berdiri lagi dan, setelah mengawali kiprah di Serie D 2015/2016, meraih dua promosi beruntun yang membawa mereka kembali ke Serie A pada 2018.
Baca Juga: Raih Scudetto, Inter Milan Putus Dominasi Juventus!
Dua musim ke belakang Parma mempertahankan status sebagai peserta divisi teratas setelah finis ke-14 pada 2018/19 dan ke-11 musim lalu.
Namun, musim ini Parma besutan Roberto D'Aversa mustahil memungkas kampanye di zona aman.
Kekalahan dari Torino membuat Parma hanya berada di peringkat ke-19, kedua dari dasar klasemen dan terpaut 12 poin dari Cagliari di urutan ke-17.