Sejarah Klub River Plate, Pesaing Kuat Boca Juniors Dalam Perebutkan Gelar Copa Libertadores

- 31 Januari 2022, 11:45 WIB
Skuad River Plate pada generasi awal.
Skuad River Plate pada generasi awal. /Tangkapan layar/footballhistory.org

KABAR BANTEN - Dua nama klub yang tidak bisa dipisahkan pada kompetisi domestik Argentina ialah River Plate dan Boca Juniors.

Ibarat kata, River Plate dan Boca Juniors sudah sepaket dalam hal apapun. Baik di dalam persoalan lapangan maupun di luar lapangan.

Ya, River Plate dan Boca Juniors memiliki visi dan misi yang hampir mirip di dalam dunia sepakbola. Apalagi menyoal gelar paling bergengsi bagi mereka berdua, yakni Copa Libertadores.

Baca Juga: Ukir Sejarah, Pesepakbola Putri Indonesia Direkrut Klub Italia, Roma CF

Dilansir Kabar Banten dari laman Football History, River Plate adalah salah satu klub sepakbola paling sukses di Amerika Selatan dengan lebih dari 30 gelar liga nasional dan piala dari Piala Interkontinental dan Copa Libertadores.

Tim ini juga terkenal sejak zaman legendaris di 1940-an saat masih bernama La Maquina dan digawangi oleh Juan Carlos Muoz, Jose Manuel Moreno, Adolfo Pedernera, Ngel Labruna, dan Felix Loustau.

Bermarkas di Stadion Antonio V. Liberti sejak 1938, River Plate telah menyandang beberapa gelar. Diantaranya Divisi Primera 36 kali, Copa Argentina 2, dan Copa Libertadores 3.

Prestasi itu berkat pemain terkemuka River Plate pada zamannya, seperti Bernabe Ferreyra, Juan Carlos Muoz, Jose Manuel Moreno, Adolfo Pedernera, Alfredo Di Stefano, Amadeo Carrizo, Angel Labruna, Felix Loustau, Omar Sivori, Norberto Alonso, Mario Kempes, Daniel Passardo, Enzo, Daniel Passardo Francescoli, Claudio Caniggia, Ariel Ortega, Hernan Crespo, Javier Saviola, Javier Macherano, dan Gonzalo Higuain.

Rekor klub River Plate dalam penilaian individu, paling banyak dimainkan adalah Amadeo Carrizo (426 penampilan) dan pencetak gol terbanyak yakni Ngel Labruna (317 gol).

Sejarahnya, tim dengan nama awal Club Atletico River Plate didirikan pada 1901 oleh penggabungan antara Santa Roas dan La Rosales.

River Plate memainkan pertandingan pertama mereka di Darsena Sur, terletak di La Boca sebuah Barrio di tenggara dan dekat pelabuhan Buenos Aires.

Di area yang sama, tim lain didirikan, Boca Juniors, rivalitas klub telah berlangsung selama lebih dari satu abad.

Untuk waktu yang lama, klub River Plate dicirikan oleh gaya bermain yang berbeda. Sementara Boca Juniors dikaitkan dengan permainan fisik, River Plate dikenal karena permainan passing mereka atau lebih kental dengan julukan gaya "la nuestra".

Kendati demikian, River Plate jalani pertandingan resmi pertama kali pada 1905, di divisi ketiga (Primera B Metropolitana), Argentina.

Baca Juga: Sejarah Klub Boca Juniors, Tim Paling Sukses di Argentina yang Terinspirasi dari Italia

Tiga tahun kemudian, River Plate dipromosikan ke divisi satu (Primera Division), sehingga klub nampaknya membutuhkan kandang baru dan mereka membangun stadion pertama mereka sendiri, La Boca.

Pada 1923, River Plate kembali membangun Stadion baru di sebelah Utara Argentina dengan nama Alvear Y Tagle yang berkapasitas 40.000 orang.

Di 1910-an, River Plate menjadi klub yang sesekali memenangkan gelar, tetapi baru pada 1930-an dan 1940-an klub berhasil menjadi salah satu klub Argentina yang dominan.

River Plate mendapat julukan “Los Millinarios” karena beberapa kali transfer pemain mahal. Misalnya di 1931, Bernabe Ferreyra dipindahkan dengan jumlah yang memecahkan rekor dalam sepakbola Argentina, 35.000 peso.

Rekor transfer pihak klub River Plate pun bertahan selama dua puluh tahun. Cukup beruntung, Ferreyra tampaknya sepadan dengan investasinya, dia mencetak 187 dalam 185 pertandingan untuk klub.

Antara 1936 dan 1938, El Monumental dibangun. Itu adalah stadion modern yang akan menjadi rumah baru bagi tim River Plate.

Pada pertandingan pertama tepatnya 25 Mei 1938, sekitar 65.000 orang berkumpul di El Monumental, termasuk presiden Argentina Roberto Maria Ortiz, untuk menyaksikan permainan River Plate.

La Maquin menandai era khusus dalam sejarah klub River Plate, yang dalam bahasa Inggris dapat diterjemahkan menjadi "Mesin", terutama dikaitkan dengan lima pemain penyerangnya, Juan Carlos Munoz, Jose Manuel Moreno, Adolfo Pedernera, Ngel Labruna, dan Felix Loustau yang tergabung dalam tim selama periode 1941-1949.

Tahun 1940-an adalah dekade besar dalam sejarah klub. River Plate termasuk di antara tiga tim teratas di liga setiap tahun, mereka memenangkannya empat kali dan empat kali menjadi runner-up.

Cukup mengesankan, River Plate lebih mendominasi sepak bola domestik dekade berikutnya. Antara 1952 dan 1957, mereka memposisikan diri di lima besar dari enam musim.

Kemudian, beberapa pemain top River Plate dijual, termasuk Omar Sivori, sebagai salah satu yang terbaik di dunia saat itu.

Tragisnya, River Plate mendapat finis kedua pada 1960-an dan tidak ada trofi liga yang ditambahkan ke trofi tersebut.

Tapi, di 1986 adalah tahun yang luar biasa bagi River Plate, memenangkan treble yang mengesankan berisi Intercontinental, Copa Libertadores dan Divisi Primera.

Di liga, River Plate sempat tidak terkalahkan sekali, yakni pada musim 1986-1987, menang dengan selisih sepuluh poin dari tim yang berada di posisi kedua.

Dengan mengalahkan Steaua Bucuresti di Tokyo dengan skor 1-0, River Plate menjadi klub Argentina kelima yang merebut gelar Intercontinental.

Pada tahun yang sama, River Plate juga memenangkan Copa Libertadores untuk pertama kalinya setelah mengalahkan klub Kolombia America, dengan skor 3-1 dalam pertandingan dua leg.

Kesuksesan besar lainnya datang sepuluh tahun kemudian, River Plate bersama para pemain muda Hernan Crespo dan Ariel Ortega serta Enzo Francescoli yang berusia 35 tahun mengamankan kemenangan Copa Libertadores edisi ke-37 dengan kemenangan 2-0 melawan America De Cali di Buenos Aires.

Setelah rekor mencengangkan pada 1990-an, yang terjadi selanjutnya adalah salah satu periode terburuk klub.

Setelah kehilangan banyak talentanya, River Plate terdegradasi untuk pertama kalinya dalam sejarahnya pada 2011.

Baca Juga: Ranking FIFA Timnas Indonesia Usai Laga Final Piala AFF 2020

Degradasi yang memalukan pihak klub River Plate itu didasarkan pada rata-rata poin tiga musim terakhir menurut sistem liga, yang menyebabkan pertandingan playoff dua leg yang mereka kalah melawan Belgia.

River Plate bagaimanapun bisa bangkit kembali ke divisi pertama langsung setelah satu musim, kembalinya itu ditekankan beberapa tahun kemudian ketika memenangkan Libertadores ketiganya dan Recopa Sudamericana pertama mereka.

Meski sepakbola Argentina tidak didominasi oleh beberapa klub, River Plate tetap menjadi salah satu klub papan atas bersama Boca Juniors yang terkenal.***

Editor: Yandri Adiyanda

Sumber: Football History


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x