Network
SERANG, (KB).- Asosiasi Provinsi Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (Asprov PSSI) Banten akan melindungi pembinaan pemain lokal Banten, pada tim yang ada di Liga 3.
Esco I Asprov PSSI Banten Yudo Hadiyanto mengatakan, aturan ini akan segera berlaku, setelah Asprov PSSI Banten menggelar Kongres. Agenda tersebut sebelumnya dijadwalkan pada Mei lalu.
"Walaupun ini masih bersifat usulan pribadi, namun rumusan ini InsyaAllah akan di ACC pada Kongres kami nanti kalau pandemi ini sudah selesai," ucapnya, Rabu (17/6/2020).
Yudo mengaku geram melihat pemain asal Banten, yang justru "besar" di tim Liga 3 dari luar daerah Banten. Bahkan mampu membesarkan nama tim tersebut.
"Jangan sampai lah lahir di Banten, tapi tidak sama-sama membangun sepakbola Banten. Lebih parahnya lagi kalau di tim Liga 3 Banten ini lebih membanggakan pemain luar daerah, bahkan luar negeri. Kami sih boleh-boleh saja. Tapi kalau tak ada sama sekali pemain lokal, dan tidak dikasih ruang. Itu sama saja menutup potensi anak bangsa tanah jawara ini," katanya kepada Kabar Banten.
Atas dasar tersebut, Yudo mengungkapkan rincian aturan itu ialah 25 persen tim, yang ada di Liga 3 wajib diisi oleh pemain lokal asli putra daerah Banten.
"25 persen ini masih berkisar 5 atau 6 pemain dari skuad tim saja kok. Pokoknya sampai saya gak mau dengar di dalam tim Liga 3 Banten isinya tak ada sama sekali pemain lokal, itu ironis. Karena juga kami ingin mencari bibit-bibit unggul yang pantas mewakili Banten di Liga 3 Nasional, bukan sekadar skala regional," ujarnya.
Teknis perlindungan lainnya Yudo menjelaskan, akan menekankan kepada Sekolah Sepak Bola (SSB) Banten untuk merekomendasikan anak didiknya yang mempunyai darah Banten untuk memajukan dan mengembangkan tim Liga 3 di Banten.
"Nah ini lebih dasarnya lagi, prioritaskan dulu tim yang ada di Banten. Baru dipersilahkan keluar daerah, untuk menempa ilmu lebih dalam dan tinggi lagi," tuturnya.
