KTNA: Antisipasi Tengkulak Gabah 

- 22 Februari 2018, 03:30 WIB
Anton Haerusyamsi, Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Pandeglang
Anton Haerusyamsi, Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Pandeglang

PANDEGLANG, (KB).- Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Pandeglang, Anton Haerusyamsi meminta Pemkab Pandeglang untuk mengantisipasi masuknya tengkulak beras di Pandeglang. Sebab, Maret ini Pandeglang akan panen raya padi secara besar-besaran. "Meski harga gabah kering atau baru panen mengalami penurunan dari Rp 5000 menjadi Rp 4.700 per kilogram. Tetapi harga itu masih bagus karena diatas harga standar pemerintah Rp 3.700 per kiogram. Kami khawatir saat panen tiba, para tengkulak beras akan berdatangan ke Pandeglang, terutama wilayah selatan. Ini tugas pemerintah untuk mencegahnya agar petani tidak terbujuk aksi borong hasil panen oleh para tengkulak," kata Ketua KTNA Pandeglang, Anton Haerusyamsi‎ kepada Kabar Banten, Rabu (21/2/2018). Ia mengatakan, untuk harga beras juga masih bagus berkisar Rp 11.000 per kilogram. Kalau untuk harga per karung isi 25 kilogram berkisar Rp 310.000. "Ya, harganya masih stabil," ujarnya.‎ Menjelang panen raya padi skala nasional, lanjut Anton, Dirjen pangan Kementerian Pertanian sudah menginstruksikan pemerintah provinsi dan kabupaten untuk mengoptimalkan tim sergap atau serap gabah petani. Tim ini harus sudah turun ke lapangan memantau perkembangan masa panen bersama Perum Bulog. Jika tidak segera memantau prapanen, tim bisa keduluan tengkulak. "Saya harap pemerintah bisa mempertahankan harga beli gabah petani. Berikan harga gabah sesuai standar harga pemerintah, dan kalau bisa diatas harga standar. Sebab, tengkulak lebih siap melakukan spekulasi harga di masyarakat," ujarnya. Menurut dia, ada kekhawatiran terjadi harga jatuh gabah di Pandeglang. Karena kemarin beberapa tanaman padi siap panen tergenang banjir. Sehingga besar kemungkinan kualitas hasil panen bisa menurun. Saat terjadi penurunan kualitas padi, maka akan menjadi celah bagi tengkulak untuk memborong hasil panen padi. "Kami harap hal itu tidak terjadi. Karena jika sampai terjadi petani akan merugi. Apalagi tim sergap tidak siap menampung hasil panen raya, ini akan berakibat tidak baik bagi ketahanan pangan di Pandeglang. Seperti diketahui, ‎Dirjen Pangan Kementerian Pertanian Republik Indonesia, Sumardjo Gatot Irianto saat berkunjung ke Pandeglang meminta pemerintah daerah untuk mengoptimalkan peran tim sergap. Tim ini harus bekerja keras untuk menyerap gabah petani agar tidak terjadi harga panen raya anjlok. Sumardjo juga meminta Pemkab bersama Bulog agar menampung hasil panen padi petani, karena Februari-Maret masuk musim panen padi di Pandeglang. "Tidak perlu ada impor, karena Pandeglang saja cukup besar hasil panen raya. Petani harus dilindungi agar hasil panen bisa dijual dengan harga bagus. Dan petani tidak akan rugi," ujarnya. (EM)***

Editor: Kabar Banten


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah