Network
Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Pandeglang KH. Hamdi Ma'ani mengajak warga Pandeglang untuk menggalakkan ngariung atau kumpulan pengajian. Soalnya, dengan ngariung bisa menjalin silaturahmi yang dianjurkan dalam ahli sunah waljamaah (Aswaja) yang harus dilestarikan.
"Ngariung" yang dilakukan warga ahli sunah waljamaah perlu dilestarikan mulai dari kegiatan walimatuttasmiyah pascapersalinan, walimatul khitan, walimatul 'arus, acara muludan, rajaban, ruwahan sampai pascakematian atau wafatnya seseorang. Biasanya ngariung pascakematian digelar dalam bentuk tahlilan malam pertama sampai malam ketujuh dan kegiatan lainnya.
Menurut Hamdi, tradisi ngariung merupakan kebiasaan yang dilakukan warga ahli sunah waljamaah atau NU (Nahdlatul Ulama).
"Tujuannya tidak lain untuk merekatkan paduluran (persaudaraan) dan memperkuat jalinan silaturahmi atau ukhuwwah islamiah dalam rangka ukhuwah wathoniyah, ukhuwah basyariyah," kata KH. Hamdi Ma'ani saat memberikan tausiyah pengajian tingkat Kecamatan Cisata, Rabu (19/2/2020).
Selain itu, lanjut Hamdi, kegiatan ngariung bisa mempererat persatuan dan kesatuan bangsa, sehingga tidak terjadi perpecahan umat.
"Ngariung tradisi yang baik, karena bisa menghindari konflik dan perpecahan antar umat. Sebab, dengan berkumpul bisa saling mendekatkan kekeluargaan, terutama dalam hal kebaikan. Salah satunya dengan ngariung pengajian seperti sekarang ini," tuturnya.
Sementara itu Camat Cisata Atang Suhana mengatakan, tradisi ngariung bisa mendekatkan pejabat dan masyarakat. Melalui kegiatan ini, pihaknya bisa mendapatkan masukan dari masyarakat baik dalam pelayanan maupun aspirasi lainnya.
"Banyak manfaatnya, seperti sekarang ini kita bisa berkumpul dengan masyarakat. Kita bisa mendapatkan masukan dari masyarakat di wilayahnya masing-masing. Karena pengajian MUI tingkat kecamatan ini diikuti masyarakat dari berbagai desa," ujarnya. (Iman Fathurohman)*
