Berkomitmen dengan Tiga Menteri, Sandiaga Uno Hubungi World Bank, Begini Penjelasannya

3 Januari 2021, 18:41 WIB
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno sedang menggunakan jaket biru yang viral /Instagram.com/@sandiuno

KABAR BANTEN - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno atau Sandiaga Uno, menghubungi World Bank Managing Director of Development Policy and Partnerships yang juga Mantan Menparekraf Mari Elka Pangestu.

Sandiaga Uno dan Mari Elka Pangestu membahas dan menjajaki kolaborasi pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif di Indonesia, melalui pertemuan virtual yang dilakukannya di rumah pada libur akhir pekan ini, Sabtu, 2 Januari 2021.

Sandiaga Uno berdiskusi banyak tentang pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif nasional, sekaligus peran serta world bank di dalamnya. Menparekraf Sandiaga Uno meyakini bahwa tahun 2021 sebagai ekonomi kreatif akan menjadi momentum kebangkitan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf) Indonesia.

Baca Juga : Ancaman Tsunami 20 Meter, Kabupaten Lebak Wilayah Potensi, Infrastruktur Evakuasi Perlu Disiapkan

Pembahasan yang digarisbawahinya dalam pertemuan itu, adalah perubahan fokus pengembangan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di masa depan, yakni dari semula kuantitas dan pariwisata massal ke arah peningkatan kualitas dengan pariwisata yang berkelanjutan.

Perubahan fokus tersebut katanya juga merujuk pernyataan Gubernur Bali, I Wayan Koster yang mengungkapkan key performance indicator (KPI) tidak hanya melulu bertumpu pada kuantitas, tetapi juga pendapatan dalam negeri dari sektor pariwisata.

Selain itu, dampak dari terbangunnya industri pariwisata dan ekonomi kreatif, seperti penciptaan lapangan kerja yang menurutnya dapat dikembangkan lewat pendekatan berbasis data. Pengembangan bisa dilihat dari indikator kualitas lainnya.

Baca Juga : Optimis Pertumbuhan Ekonomi Nasional 5,5 Persen di 2021, Menperin Ungkap Langkah Pemerintah

“Seperti spending, kunjungan yang tidak merusak lingkungan yang berbasis alam, dan tatanan sosial dan sebagainya. Juga pola pariwisata ke depan tentunya akan berubah di tempat yang tidak banyak orang, seperti eco tourism, sport tourism, bersifat hibrid (campuran), mungkin menggunakan teknologi, platfom vitrual," jelas Sandiaga Uno.

Selain itu, kata dia, juga lebih berbasis lokasi yang harus ditingkatkan kesiapannya, serta berbasis pengalaman-story telling dan destinasi-destinasi yang dikelola dengan baik, dan akhirnya yang tidak menimbulkan kerumunan yang tidak aman dan nyaman.

Bersamaan dengan hal tersebut, Sandi juga mengungkapkan hal menarik dalam pertemuan tersebut. Satu di antaranya membicarakan stimulus fiskal atau insentif untuk memperbaiki kawasan hingga akses menuju destinasi pariwisata.

Baca Juga : Vaksin Sinovac Tiba di Tanah Air, Anggota DPR Fraksi PKS Ingatkan BPOM, Jangan Jadi Tekanan!

Penyempurnaan kawasan pariwisata tersebut katanya juga sudah dikoordinasikan dengan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Mochamad Basuki Hadimuljono, serta Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir.

Bersama ketiganya, Sandi mendapatkan komitmen untuk menyempurnakan infrastruktur, khususnya akses menuju kawasan pariwisata. Akses tersebut katanya sangat penting untuk memberikan kenyamanan bagi para wisatawan.

"Dari segi kesehatan kami sepakat dengan Menteri Kesehatan (Budi Gunadi Sadikin) untuk menerbitkan SKB, agar sektor pariwisata ini bisa masuk kepada kualitas aman dan nyaman untuk pariwisata berbasis medis ataupun lainnya," jelas Sandi, dikutip Kabar-Banten.com dari kemenparekraf.go.id.

Baca Juga : Pebulutangkis Dunia Kembali Turun pada Tiga Turnamen di Thailand Januari Ini, Catat Jadwalnya

Pengembangan pariwisata tersebut disebutkannya seperti pengembangan ecotourism di wilayah pesisir, seperti hutan mangrove atau terumbu karang. Restorasi kedua lokasi tersebut diyakininya dapat melahirkan objek wisata sekaligus menyerap tenaga kerja yang berasal dari masyarakat lokal.

Dalam pengembangan objek wisata itu, pihaknya akan memberikan pelatihan mengenai standar pelayanan, seperti kebersihan, menjaga lingkungan hidup, pengelolaan sampah, hingga pengelolaan tur.

"Dan yang perlu kita garis bawahi adalah program cash transfer atau bantuan langsung tunai kepada para pekerja informal di sektor ini, karena kita tidak ingin mereka kehilangan penghasilan dan fokus untuk mereka bisa bertahan di tengah-tengah pandemi ini," jelas Sandi.***

Editor: Kasiridho

Sumber: Kemenparekraf

Tags

Terkini

Terpopuler