Ikan bandrong ini sangat berbahaya karena sekali menyerang dapat membinasakan musuhnya.
Ki Patih Jaga Laut atau patih sangat menyukai dan sering memperhatikan gerak-gerik dari ikan bandrong, karena ikan tersebut mempunyai gerakan yang tangkas dan gesit juga memiliki jangkauan lompatan dengan jarak jauh.
Akhirnya Ki Patih menggunakan nama ikan itu untuk nama ilmu ketangkasan bela diri yang dimilikinya yaitu pencak silat bandrong karena tangkas dan gesit serta berbahaya seperti ikan bandrong.
Tokoh yang diketahui pertama menyebarkan aliran ini adalah seorang kiai bernama Ki Agus Jo, dikenal dengan nama Ki Beji.
Ki Beji terkenal sebagai kiai sekaligus pendekar dan merupakan guru besar bandrong yang menetap di salah satu lereng Gunung Santri.
Di antara para muridnya yang terkenal adalah Ki Sarap dan Ki Ragil yang berasal dari Kampung Gudang Batu, Waringin Kurung.
Pendidikan ketangkasan dan kedigjayaan itu dipusatkan di Pulo Kali dan dibina langsung oleh kedua kakak beradik Ki Sarap dan Ki Ragil.
Di sanalah mereka berdua menghabiskan masa tuanya. Setelah meninggal, mereka berdua dimakamkan di pemakaman umum di daerah Kahal wilayah Kecamatan Pulo Ampel.