Network
KABAR BANTEN - Banten merupakan salah provinsi yang terkenal dengan wisata religinya, sebab di Banten banyak tempat ziarah dan makam keramat yang sering dikunjungi warga dari berbagai daerah di tanah air.
Pada momen tertentu biasanya banyak orang yang berdatangan dari pelosok tanah air, untuk melakukan wisata religi, berziarah ke makam para wali atau ulama di Banten.
Selain itu ada juga yang hanya sekedar mengunjungi peninggalan sejarah yang ada di Banten. Dan
makam yang dianggap memiliki keramat menjadi salah satu daya tarik para pengunjung dari berbagai pelosok daerah di tanah air.
Selain itu lokasi yang cukup menarik, juga dapat menambah keseruan bagi para pengunjungnya saat berziarah ke makam para wali atau ulama Banten.
Dari sekian banyak makam yang dikunjungi ada beberapa makam yang wajib dikunjungi, ketika mendatangi atau menginjakkan kaki di tanah Banten.
Sebagaimana dilansir Kabar Banten dari youtube Vebiku channel, bahwa ada 4 makam keramat di Banten yang sering dikunjungi banyak warga.
Berikut ini 4 makam keramat atau wisata religi di Banten, yang cukup terkenal dan banyak dikunjungi warga dari berbagai daerah:
1. Makam Syekh Muhammad Sholeh yang berlokasi di Gunung Santri
Di gunung Santri ini, terdapat makam ulama besar yaitu makam syekh Muhammad Sholeh.
Gunung Santri merupakan salah satu bukit dan nama kampung yang ada di desa Bojonegara, Kecamatan Bojonegara Kabupaten Serang.
Di puncak gunung Santri itulah terdapat makam syekh Muhammad Sholeh. Muhammad Sholeh adalah santri dari Sunan Ampel.
Setelah menimba ilmu dari Sunan Ampel, Syekh Muhammad Sholeh menemui Sultan Syarif Hidayatullah, atau lebih dikenal dengan gelar Sunan gunung jati, yang merupakan Ayahanda dari Sultan Maulana Hasanuddin Banten.
Pada masa itu Sunan gunung jati adalah merupakan penguasa di Cirebon.
Syekh Muhammad Sholeh memiliki karomah atau kelebihan bisa berubah dan menyerupai seekor ayam jantan, seperti halnya ayam jago biasa.
Dan keajaiban itu terjadi karena atas kuasa Allah SWT, dan merupakan karomah yang diberikan Allah SWT kepada syekh Muhammad Sholeh.
Dan karena cerita dan karomah yang dimiliki oleh syekh Muhammad Sholeh tersebut, banyak warga yang datang untuk melihat langsung makam syekh Muhammad Sholeh, yang menyerupai ayam jago tersebut.
Syekh Muhammad Sholeh wafat pada usia 76 tahun, dan berpesan kepada santrinya, jika beliau wafat untuk dimakamkan di gunung Santri.
Adapun jarak tempuh menuju gunung santri, dari kaki bukit menuju puncak gunung Santri bejarak 500 meter, dan hanya bisa dilalui dengan jalan kaki.
2. Makam Syekh Maulana Mansyurrudiin Cikadueun
Cikadueun merupakan salah satu tempat wisata religi yang banyak dikunjungi warga, disana terdapat makam Syekh Maulana Mansyurrudiin yang merupakan waliyullah di wilayah Cikadueun Pandeglang Banten.
Syekh Maulana Mansyurrudiin dikenal dengan nama Sultan Haji, beliau adalah putra Sultan Agung Abdul Fatah Tirtayasa, atau Raja Banten ke 6.
Yang menarik dari cerita syekh Maulana Mansyurrudiin yaitu ketika menyebarkan agama Islam di daerah selatan pesisir laut.
Didalam perjalanannya ditengah hutan syekh Maulana Mansyurrudiin beristirahat ditengah hutan dan bersandar di pohon waru, dan tiba-tiba pohon waru tersebut merunduk seperti orang sedang berjongkok, dan sampai sekarang pohon waru itu tidak ada yang lurus.
Setelah sekian lama menyebarkan Agama Islam keberbagai daerah Banten dan sekitarnya, syekh Maulana Mansyurrudiin kembali pulang ke Cikadueun.
Syekh Maulana Mansyurrudiin wafat pada tahun 1672 Masehi. Dan dimakamkan di Cikadueun Pandeglang Banten.
Dan hingga hingga kini makam syekh Maulana Mansyurrudiin sering dikunjungi atau diziarahi dan dikeramatkan oleh para pengunjungnya.
3. Makam kiyai Asnawi Caringin
Kampung Caringin yang berada di Kecamatan Labuan Kabupaten Pandeglang Banten, terkenal dengan pesona air lautnya yang sangat mempesona.
Kata Caringin diambil dari beringin, yang artinya pohon teduh yang rindang, disana terdapat makam seorang ulama pejuang, bernama Kiyai Haji Asnawi, dan orang kampung disekitarnya biasa memanggilnya dengan sebutan Mama Asnawi.
Kiyai Haji aji Asnawi lahir di kampung Caringin sekitar tahun 1850 Masehi. Ayah beliau bernama Abdurrahman dan ibunya bernama Ratu Sabi'ah yang merupakan keturunan ke17 dari Sultan Ageng Mataram atau Raden Fatah.
Kiyai Haji Asnawi terkenal sebagai jawara dan Ulama yang sakti yang disegani oleh penjajah Belanda.
Pada tahun 1937 Kiyai Haji Asnawi berpulang ke Rahmatullah dan di makamkan di masjid Salafiyah Caringin.
Hingga kini masjid Salafiyah Caringin tidak pernah sepi karena banyak masyarakat yang berziarah ke makam Kiyai Haji Asnawi, baik dari sekitar Banten maupun dari berbagai daerah di tanah air.
4. Makam Sultan Maulana Hasanuddin Banten
Jika berkunjung ke Banten, maka tidak lengkap rasanya jika tidak berziarah ke makam Sultan Maulana Hasanuddin.
Makam Sultan Maulana Hasanuddin Banten ini, merupakan makam yang paling ramai dikunjungi masyarakat, dari makam yang lainnya, karena Sultan Maulana Hasanuddin merupakan orang yang berpengaruh dalam penyebaran agama Islam di Banten.
Masjid Agung Banten terletak disebelah barat alun alun Banten diatas lahan seluas 0,13 hektar.
Masjid agung banten, didirikan pertama kali, pada masa pemerintahan Sultan Maulana Hasanuddin, pada tahun 1566 atau tanggal 5 Zulhiijah 966 Hijriyah.
Kemudian dilanjutkan pada masa pemerintahan Sultan Maulana Yusuf. Bangunan induk masjid ini tertengah segi empat, dengan atap bertingkat, bersusun lima atau dikenal dengan istilah atap tumbang.
Dan tiga tingkat teratas sama runcingnya, dengan menara yang tingginya kurang dari 23 meter, bentuknya seperti mercusuar pada zaman dulu.
Dan digunakan sebagai tempat mengumandangkan adzan dan sebagai menara pandang ke atas lepas pantai.
Demikian 4 makam keramat atau wisata religi di Banten yang sering dikunjungi masyarakat dari berbagai pelosok di tanah air.***
