Dalam keterangannya, tertulis jika Meriam Ki Amuk merupakan senjata yang sudah ada sejak zaman Kesultanan Banten.
Hal tersebut telah tergambar dalam sebuah peta tentang perencanaan tata kota di Banten, yang dibuat menjelang abad ke-17.
Dalam literatur tersebut, tertulis “meriam besar t'Desperant” pada peta yang disimpan di perpustakaan Castello Firenze, Italia.
Baca Juga: Duh Yah, Sedang Hajat Pemilu Serentak 2024, Tapi Kantor KPU Banten Masih Numpang, Ini Penyebabnya
Namun terdapat versi lain yang menyebutkan jika Meriam Ki Amuk merupakan jelmaan dari prajurit Kesultanan Demak yang berubah secara misterius menjadi sebuah meriam.
Crucq berpendapat bahwa Meriam Ki Amuk di Banten itu kemungkinan dicor oleh Koja Zainal. Pengecoran dilakukan untuk kepentingan Sultan Demak karena memiliki kemiripan dengan meriam-meriam Portugis.
Keunikan dari Meriam Ki Amuk terletak pada motifnya, terdapat motif dalam berbahasa Arab yang terukir di badan meriam.
Baca Juga: Gara-gara Ini, Dindik Banten Gagal Bangun Tiga USB, Diungkap Kadis Dindikbud Banten, Begini Katanya
Dalam motif itu, tersirat sebuah pesan kebaikan, berbeda dengan fungsi alatnya yang selalu disimbolkan sebagai senjata pemantik perang.