Membangun Masyarakat Multikultural

- 22 Desember 2017, 17:30 WIB

 

Membangun masyarakat multikultural bertolak dari suatu paham yang disebut multikulturalisme. Multikulturalisme adalah gagasan yang berisikan upaya untuk memahami hakikat kompleksitas dan kesalingterkaitan antara satu budaya dengan budaya lain yang menjadi unsur budaya multikultural tersebut. Paham ini dipengaruhi oleh pemikiran pascapositivis dan pascamodernis.

Ada perbedaan antara multikulturalisme dan pluralisme. Dalam bidang sosial budaya, pluralisme adalah keyakinan bahwa realitas sosial budaya itu beragam. Pluralisme ini memang sesungguhnya dasar dari multikulturalisme.  Akan tetapi, dalam multikulturalisme, selain mengakui keragaman, juga menekankan pada perbedaan dalam kesederajatan. Multikulturalisme mencakup suatu pemahaman, penghargaan dan penilaian atas budaya seseorang. Selain itu juga merupakan suatu penghormatan dan keingintahuan tentang budaya orang lain. Namun demikian tidak untuk menyetujui seluruh aspek budaya tersebut, melainkan untuk melihat bagaimana sebuah budaya asli dapat mengekspresikan nilai bagi para anggotanya.

Bingkai kultural dan sosiologis

Pada tataran sosial budaya, masyarakat multikultural juga tidak sama dengan masyarakat plural. Namun masyarakat plural juga merupakan dasar bagi perkembangan masyarakat multikultural. Di dalamnya masyarakat dan budaya berinteraksi dan berkomunikasi secara intensif.

Masyarakat plural adalah suatu tatanan yang di dalamnya terdapat berbagai unsur masyarakat yang memiliki ciri-ciri budaya yang berbeda satu  sama lain. Dalam masyarakat plural, tiap anggotanya, relatif hidup dalam dunianya sendiri-sendiri. Hubungan antar berbagai unsur yang berbeda itu ditandai oleh corak hubungan yang dominatif dan karena itu bersifat diskriminatif, meskipun tersamar. Keanekaragaman budaya, agama, dan bahasa tidak sama artinya dengan masyarakat multikultural.

Pada masyarakat multikultural, interaksi aktif antara berbagai unsur budaya yang plural itu terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Berbagai unsur yang ada dalam masyarakat dipandang dan ditempatkan dalam kedudukan yang sejajar dan setara sehingga tercipta keadilan di antara berbagai unsur/budaya yang berbeda itu. Dalam masyarakat multikultural, perbedaan agama, budaya, etnis, lokalitas, bahasa, rasa, suku bangsa, dan lain-lain dilihat sebagai mozaik yang memperindah masyarakat.

Prinsip keanekaragaman, perbedaan, kesederajatan, persamaan, penghargaan pada demokrasi, hak asasi, dan solidaritas merupakan ideologi yang harus diperjuangkan dan dijunjung tinggi. Dalam kaitan ini kajian multikulturalisme dapat menanamkan toleransi serta membina solidaritas dan kesadaran bahwa di tengah berbagai perbedaan itu tetap ada nilai-nilai kemanusiaan dan martabat yang harus dihormati bersama.

 Bingkai filosifis dan teologis

Ada beberapa tesis filsafat multikultural dalam ilmu soial budaya yang perlu dipahami dan dikembangkan dalam budaya multikultural, antara lain: Pertama, hindarkan cara  berpikir dikotomis, dan berpikirlah secara dialektis.

Halaman:

Editor: Kabar Banten


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah