5 Tradisi Lebaran di Indonesia yang Unik dan Penuh Makna, Termasuk di Daerahmu?

- 9 April 2024, 10:30 WIB
Grebek Syawal salah satu tradisi Lebaran di Indonesia.
Grebek Syawal salah satu tradisi Lebaran di Indonesia. /Dok. Wonolelo.bantulkab.go.id

KABAR BANTEN – Banyak tradisi di Indonesia yang berkenaan dengan Hari Raya Idulfitri atau yang dikenal dengan dengan hari Lebaran. Dari tradisi mudik, halal bihalal, nyekar  dan sebagainya merupakan tradisi Lebaran di Indonesia.

Semua tradisi Lebaran di Indonesia tersebut merupakan wujud kegembiraan umat Islam di Indonesia dalam menyambut dan merayakan Lebaran, Tak heran setiap daerah di Indonesia dikenal dengan tradisinya dengan ciri khas budayanya masing-masing.

Tradisi Lebaran di Indonesia tersebut tumbuh hingga sekarang ini menunjukkan bangsa Indonesia sangat menjunjung tinggi budaya dan melestarikannya hingga sekarang. Dilanasir dari laman kemenparekraf.go.id, berikut beberapa tradisi Lebaran di berbagai daerah di Indonesia yang penuh makna.

Pertama, Grebeg Syawal (D.I. Yogyakarta)

Tradisi Grebeg Syawal menjadi salah satu ritual rutin digelar setiap tahunnya. Tradisi yang berasal dari Keraton Yogyakarta ini dilakukan setiap 1 Syawal, atau tepat pada Hari Raya Idulfitri. Grebeg Syawal merupakan wujud syukur setelah melewati bulan Ramadan yang sudah dilaksanakan sejak abad ke-16.

Daya tarik dari tradisi Grebeg Syawal ada pada tujuh gunungan yang terdiri dari: gunungan lanang/kakung sebanyak tiga buah, gunungan wadon/estri, gunungan darat, gunungan gepak, dan gunungan pawuhan masing-masing satu buah.

Seluruh gunungan akan dibawa oleh abdi dalem dan dikawal prajurit Bregodo dari Alun-Alun Utara Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat menuju Masjid Gedhe Kauman, Pura Pakualaman, dan Kantor Kepatihan. Gunungan tersebut akan didoakan terlebih dahulu, sebelum nantinya diperebutkan masyarakat.

Kedua, Perang Topat (Nusa Tenggara Barat)

Di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) ada tradisi Perang Topat atau “perang ketupat” sebagai tradisi menyambut Lebaran yang unik dan penuh makna. Konon, tradisi saling melemparkan ketupat ini merupakan simbol kerukunan antar umat Hindu dan Islam yang hidup berdampingan di Lombok.

Halaman:

Editor: Maksuni Husen

Sumber: kemenparekraf.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x