Momen Kasih Sayang, Akademisi UIN Banten Beri Saran Kegiatan Positif Valentine di Era Pandemi

14 Februari 2021, 16:18 WIB
Momen Kasih Sayang, Akademisi UIN Banten Beri Saran Kegiatan Positif Valentine di Era Pandemi. /Pixabay

KABAR BANTEN - 14 Februari masih menjadi momen dengan disimbolkan hari kasih sayang atau Valentine di seluruh negara. Tidak lain halnya di Indonesia, hal tersebut dibuktikan dengan maraknya hastag #valentineday2021 di media sosial. Padahal, masa pandemi Covid-19 masih belum berakhir.

Menanggapi hal tersebut, Akademisi Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin (UIN SMH Banten), Rohman mengatakan, tradisi Valentine tidak dikenal dalam sejarah lokal maupun sejarah Islam. Karena nama Valentine merupakan murni berasal dari tradisi Barat atau luar Negeri.

Rohman menjelaskan, kendatipun demikian. Tidak mudah untuk menghapus tradisi Valentine ini yang mulai mengakar pada generasi muda Republik Indonesia.

Baca Juga: Hari Valentine, Jokowi Terbang ke Kampung Halaman SBY, Ada apa?

"Sehingga tradisi Valentine ini harus dapat disesuaikan dengan tradisi Islam dan tradisi lokal," ucapnya saat dikonfirmasi oleh Kabar Banten melalui pesan berbalas.

Dalam tradisi Islam misalnya, lanjut Rohman, ajaran kasih sayang sudah dipraktekkan oleh nabi Muhammad Sollallohu Alaihi Wasallam (SAW) ketika nabi membebaskan kota Mekah atau dikenal dalam sejarah dengan istilah Futuh Mekah.

"Ketika itu nabi Muhammad SAW tidak membalas dendam terhadap musuh-musuh Islam yang telah mengintimidasi, menyiksa, bahkan membunuh sahabat-sahabat nabi Muhammad. Nabi justru mengampuni mereka dan ini menunjukkan kasih sayang yang diajarkan oleh Islam sebagai agama rahmat bagi seluruh alam semesta," ujar Rohman yang juga sebagai aktivis di badan riset Bantenologi.

Baca Juga: Mendikbud Tiadakan UN, Anak Era 90-an : Kasihan, Tidak Merasakan Keseruannya

Oleh karena itu, Rohman menganjurkan pada momentum kisah nabi itulah yang sebaiknya disebarkan dan disosialisasikan kepada umat Islam dan generasi mudanya pada hari Valentine.

Agar Valentine tidak diselenggarakan secara membabi buta dengan berbagai kemaksiatan yang bertentangan dengan ajaran agama dan aturan bernegara.

Diakhir kata, Rohman memberikan saran kepada generasi muda Indonesia jika belum bisa mengganti atau menghapus tradisi Velentine minimalnya ialah tidak merayakan dengan hal yang berbau kedzoliman atau tidak berguna tanpa adanya manfaat sama sekali.

Baca Juga: Menggemaskan! Obati Trauma Pasca Bencana, Mahasiswa UIN Banten Jadi Badut untuk Berbagi Keceriaan

Namun diisi dengan kegiatan-kegiatan yang menunjukkan kasih sayang kepada umat manusia.
"Seperti perbanyak sedakah dan infak kepada yatim piatu, kaum fakir miskin dan saudara-saudara kita yang terdampak pandemi Covid 19," ujar pria yang pernah mengenyam pendidikan di Universitas Leiden, Belanda tersebut.***

Editor: Yandri Adiyanda

Tags

Terkini

Terpopuler